BELAJAR BAHASA PRANCIS ITU, ASYIK KALAU DILAKUKAN BERSAMA

Mempelajari satu bahasa asing (bukan bahasa ibu) akan terasa sangat sulit dan membosankan apabila dilakukan sendiri dan hanya mengandalkan hafalan semata. Apalagi, dipelajari pada usia yang sudah tidak lagi muda. Sebaliknya akan terasa mudah dan cepat dipahami apabila dipelajari secara bersama dan langsung dipraktekkan dengan temannya.

Hal inilah yang dialami oleh beberapa karyawan Pemerintah Kota Yogyakarta dari beberapa instansi terkait ketika mempelajari bahasa Prancis. Rencananya, Karyawan yang berasal dari Bagian Protokol, P3ADK, Humas dan Informasi dan Bagian Umum Setda Kota Yogyakarta akan belajar bahasa Prancis dengan bimbingan pengajar dari Isntitut Francais Indonesia (IFI) Yogyakarta atau yang dikenal dengan Lembaga Indonesia Prancis (LIP) selama 6 kali pertemuan. Belajar bersama bahasa Prancis ini dilakukan di setiap hari Rabu setiap minggu bertempat di ruang pertemuan (opsroom) Walikota Yogyakarta di Balaikota Jl. Timoho no. 56 Yogyakarta. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menambah wawasan terutama dalam berbahasa asing (bahasa Prancis), mengingat Pemerintah Kota selalu dikunjungi oleh tamu dari lembaga atau perorangan yang berasal dari luar negeri termasuk dari Prancis. Diharapkan, para karyawan ini dapat berkomunikasi dengan para tamunya dalam memberikan pelayanan mereka.

“Belajar bahasa Prancis sangat mudah. Karena struktur gramatikanya hampir mirip dengan bahasa Indonesia. Ucapannya juga hampir sama dengan bahasa Indonesia. Cuma, antara ucapan dan tulisan itu, jaraknya sangat jauh antara Jogja dan Solo alias berbeda,” ujar Merry Andriani, Penanggung jawab Bidang Pengajaran IFI Yogyakarta yang membimbing pada pertemuan kedua Rabu. (05/02). Memang benar apa yang dikatakan Merry, pada pertemuan pertama ketika dibimbing Ibu Christinne asal Prancis, peserta hanya dilatih mengucapkan kata dan kalimat tanpa melihat tulisan. Dan ketika pada pertemuan kedua, peserta diperkenalkan sedikit tulisan dari kata yang didengar dan diucapkan kembali, ternyata berbeda dan membuat peserta bingung.

Kebingungan ini lantas tidak membuat peserta patah arang. Malah sebaliknya suasana belajar bersama semakin ‘gayeng’. Dialog pendek antar teman peserta untuk memberi ucapan salam, menanyakan nama, alamat, pekerjaan, kesehatan akhirnya bisa diucapkan peserta yang nota bene sudah bisa berbahasa Inggris.  Dorris Nadeak salah seorang peserta dari Bagian Humas dan Informasi, mengatakan belajar bahasa Prancis memang agak sulit, namun mengasyikkan. “ Bahasa Prancis itu susah dipelajari. Namun dengan bersama –sama begini terasa mudah. Untuk kosa katanya hampir sama dengan bahasa Inggris. Tatabahasanya persis sama dengan  bahasa Indonesia, namun agak sulit dalam cara melafalkannya,” ujar Dorris. Dorris berharap setelah pertemuan keenam nanti dirinya sudah bisa berkomunikasi secara sederhana dengan pengguna bahasa Prancis atau sesama teman belajarnya. (@mix)