Pertahankan Identitas Warisan Budaya, Kota Yogya Raih Penghargaan Pratisha Pusaka JKPI Award
Banjarmasin - Kota Yogyakarta kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan menerima penghargaan Prastisha Pustaka pada ajang Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Award 2024 di Rattan Inn Banjarmasin, Kamis (18/9). Penghargaan Prastisha Pustaka diberikan kepada Kota Pusaka yang dianggap memberikan sumbangsih luar biasa terhadap pelestarian kotanya.
Bagi Kota Yogyakarta, penghargaan ini diberikan atas komitmennya dalam mempertahankan identitas dan warisan budaya, termasuk Sumbu Filosofis yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh perwakilan JKPI, Cecep Eka Permana dan diterima secara langsung oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto.
Sugeng dalam sambutannya menyampaikan, pengahargaan yang diterima sesuai dengan visi Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan, Kota Pariwisata, Kota Budaya, dan Kota Sejarah yang terus diwujudkan melalui upaya pelestarian pusaka budaya.
“Penghargaan ini bukan akhir dari sebuah prestasi, tetapi awal dari komitmen berkelanjutan kami untuk terus melestarikan khazanah budaya sebagai salah satu Kota Pusaka Indonesia”, ujar Sugeng dalam pidatonya.
Dalam kesempatan yang sama, Sugeng juga memberikan apresiasi kepada ArtJog, sebuah festival seni tahunan di Yogyakarta, yang juga mendapatkan penghargaan Cipta Pusaka dalam ajang JKPI Award ini. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogya, Yetti Martanti mewakili menerima penghargaan tersebut yang diserahkan oleh PJ Wali Kota Palembang, Ucok Abdul Rauf, selaku perwakilan presidium JKPI.
Cipta Pusaka adalah penghargaan dari JKPI yang diberikan kepada pribadi atau komunitas yang mampu memberikan sumbangsih luar biasa terhadap pelestarian budaya maupun kegiatan-kegiatan pemajuan kebudayaan.
“Ini adalah momen luar biasa bagi Yogyakarta, di mana tidak hanya pemerintah, tetapi juga komunitas seni mendapatkan penghargaan atas komitmen mereka dalam pelestarian budaya. Penghargaan ini menunjukkan kolaborasi kuat antara pemerintah, masyarakat, dan seniman dalam mempertahankan dan mengembangkan Yogyakarta sebagai Kota Pusaka budaya.”, ujar Sugeng dalam wawancara terpisah setelah menerima penghargaan.
Sugeng menegaskan bahwa pihaknya akan selalu mendukung dan membina seluruh aktivitas seni yang berada dan berkembang di Kota Yogyakarta guna memastikan keberlanjutan kreativitas lokal yang sejalan dengan pelestarian warisan budaya dan visi Kota Yogyakarta.
Selain penghargaan yang diterima, Kota Yogyakarta juga membawa tanggung jawab besar sebagai tuan rumah JKPI 2025. Keputusan ini diambil dalam Kongres VI JKPI yang berlangsung pada Kamis (19/9) pagi di Rattan Inn Banjarmasin. Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, selaku tuan rumah tahun ini, menyampaikan bahwa Yogyakarta telah ditunjuk secara resmi untuk menjadi penyelenggara kongres mendatang.
“Berdasarkan hasil Kongres pagi ini, ditetapkan pelaksanaan JKPI 2025 akan berlangsung di Kota Yogyakarta dan pelaksanaan JKPI 2026 akan dilaksanakan di Kota Ternate.”, ujar Ibnu.
Lebih lanjut, Ibnu berharap, kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi, swasta dan media dapat terus diperkuat guna mendorong pelestarian budaya serta pengembangan kota pusaka yang berkelanjutan.
Untuk diketahui, Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 2008 untuk menghubungkan kota-kota di Indonesia yang memiliki nilai sejarah dan warisan budaya yang kuat. JKPI bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar kota dalam menjaga pusaka dan situs bersejarah. Sementara itu, JKPI Award adalah ajang penghargaan tahunan yang diadakan oleh JKPI untuk kota, tokoh, maupun komunitas yang memiliki kobtribusi besar terhadap pelestarian pusaka kotanya. (alr)