Dinkes dan Sekolah Waspada Penyakit Gondongan pada Anak

UMBULHARJO - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit gondongan atau parotitis, terutama sebagian besar penderitanya menyerang siswa Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kota Yogyakarta. 
Dimana penyakit gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus, terutama menyerang pada anak-anak. 
Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi  Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengungkapkan, ada sekitar 169 kasus gondongan di Kota Yogyakarta yang sebagian besar merupakan anak-anak SD.
Endang menyebutkan, gondongan ditandai dengan pembengkakan di sekitar rahang atau leher akibat peradangan kelenjar parotis. 
Untuk gejala awal yang muncul antara lain demam, sakit kepala, nyeri saat mengunyah atau menelan, dan nyeri otot. 
“Penyakit ini sangat mudah menular, terutama di lingkungan sekolah, melalui percikan air liur atau kontak dengan benda yang terkontaminasi,”jelas Endang saat diwawancarai, Rabu (30/10).
Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memberikan himbauan kepada pihak sekolah dan orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan. 
“Penderita cenderung pada kurangnya kebersihan dan penyakit ini sangat mudah menular. Karena itu, himbauan kami untuk yang sakit, sebaiknya tidak masuk sekolah,”ungkapnya.
Pihaknya menambahakan, agar para orang tua memastikan bahwa anak-anak mereka telah mendapatkan vaksinasi Measles, Mumps, Rubella (MMR). “Pemberian vaksin MMR ini dapat mencegah terjadinya gondongan,”katanya. 

Ilustrasi : Diharapkan para orang tua bisa memastikan anak-anak mereka telah mendapatkan vaksinasi Measles, Mumps, Rubella (MMR) yang dapat mencegah terjangkitnya penyakit gondongan.

Tambahnya, jika terjadi peningkatan kasus gondongan, diharapkan pihak sekolah bekerjasama dengan puskesmas setempat dalam memantau dan menangani kasus gondongan tersebut. 
Ketua Tim Kerja Surveilans Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan yang juga selaku Epidemiolog di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Solikhin Dwi menyebutkan, penyakit parotitis atau gondongan termasuk dalam kategori kejadian luar biasa secara epidemiologis.
Menurutnya, penyakit tersebut sangat meningkat dibandingkan tahun lalu. Dimana pada tahun 2023 tidak ada kasus ditemukan. Sementara, di tahun 2024 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2024 ditemukan 169 kasus.
“Periode akhir September hingga minggu ketiga Oktober 2024 tidak terdeteksi kasus. Namun, pekan ini naik lagi dan jumlah penderitanya 169 orang yang rata-rata diderita oleh anak SD,”ungkapnya.
Ia berharap, para orang tua dan sekolah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sehingga angka penderita gondongan semakin berkurang di Kota Yogyakarta. 
“Pencegahan dapat dilakukan dengan cuci tangan memakai sabun dengan air mengalir secara rutin sebelum makan atau setelah berada dari tempat atau lingkungan yang berisiko, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita gondongan dan menerapkan etika batuk seperti menutup mulut dan hidung,”imbuhnya. (Hes)