Jaga Ketahanan Pangan, Pemkot Kerja Sama Daerah Penyangga

Gedong Tengen – Pemerintah bersama semua elemen masyarakat memiliki tanggung jawab dalam menjamin ketersediaan pangan bagi setiap individu dengan jumlah dan mutu yang layak, sehingga dapat terwujud ketahanan pangan pada suatu daerah.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sukidi, dalam FGD Ketahanan Pangan yang digelar pada Kamis (31/10/2024) di Royal Darmo. Pihaknya menyatakan aspek ketahanan pangan diukur dengan tiga aspek yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatannya.

“Di antara ketiga aspek tersebut tidak semuanya bisa dipenuhi secara mandiri oleh Pemkot Yogyakarta, mengingat luas lahan pertanian yang terbatas hanya 25 hektar, dengan produktivitas gabah kering panen 5,8 ton dengan konversi beras 63,8 persen,” ujarnya.

Aspek penting yang dilakukan selama ini, lanjut Sukidi, adalah menjaga distrbusi serta stabilisasi pasokan dan harga pangan. Melalui kerja sama yang dijalin dengan daerah-derah penyangga di DIY maupun luar DIY.

“Untuk kerja sama dengan daerah penyangga, yang dilakukan adalah menjaga aspek distribusi agar ketika sampai di Kota Yogya harga pangan tidak terlalu tinggi. Tapi juga tetap menjaga stabilitas di sektor pertanian dari hulu sampai hilir supaya tidak ada yang dirugikan,” terangnya.

FGD Ketahanan Pangan yang digelar pada Kamis (31/10/2024) di Royal Darmo.

Sejalan dengan itu Ketua Tim Kerja Pengembangan Dunia Usaha Bidang Perekonomian
Bappeda Kota Yogyakarta, Prillia Astuti mengatakan, terwujudnya ketahanan pangan bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

“Kondisi ketahanan pangan juga berkaitan dengan kondisi kemiskinan suatu daerah, di mana kemiskinan akan mendorong kesenjangan konsumsi pangan, yang juga berdampak pada peningkatan prevalensi stunting karena tidak mendapat pangan bergizi dan berkualitas,” katanya.

Sehingga dalam hal ini, tambah Prilia, strategi Pemkot dalam peningkatan ketersediaan pangan, dilakukan melalui upaya peningkatan produksi pangan beragam, penyediaan pangan yang aman dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah daerah yang optimal.

Salah satu kampung sayur di Kota Yogyakarta, Kampung Sayur Bausasran untuk mewujudkan ketahanan pangan lokal.

Sementara itu narasumber yang merupakan seorang akademisi dari Universitas Widya Mataram, Bangun Putra Prasetya memaparkan ketahanan pangan dapat terwujud jika didukung dengan akses fisik, sosial dan ekonomi yang memadai untuk mendapatkan makanan yang bermutu, bergizi dan beragam.

“Aspek ekonomi berkaitan dengan kemampuan keuangan untuk membeli pangan yang cukup dan bergizi. Pada aspek fisik bicara soal keberadaan infrastruktur untuk mencapai sumber pangan. Kemudian aspek sosial tentang modal sosial yang digunakan untuk mendapatkan dukungan informal dalam mengakses pangan,” paparnya. (Jul)