Kampung Menari Jadi Unggulan Pemkot dalam Penilaian Anugerah Kebudayaan Indonesia
Umbulharjo – Pemerintah Kota Yogyakarta mengikuti penilaian Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ketagori pemerintah daerah pada Rabu (6/11/2024) secara daring di Ruang Yudistira Balai Kota.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto menyampaikan, kebudayaan menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan Kota Yogya. Di mana secara dinamis masyarakat dan pemerintah terus bahu membahu, melakukan penguatan ekosistem budaya melalui pelestarian dan pengembangan yang berkelanjutan.
“Sebagai kota budaya, pendidikan, pariwisata dan perjuangan, Yogyakarta secara konsiten menempatkan kebudayaan dalam proses pembangunan. Untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, maju dan berdaya saing,” ujarnya.
Menurutnya pengembangan dan pelestarian kebudayaan yang dilakukan dengan optimal dan berkelanjutan, akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, ekonomi dan kesejahteraan. Sehingga diperlukan keterlibatan banyak unsur secara penta helix pada pelaksanaannya, mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogya, Agus Tri Haryono menjelaskan tiga pokok pikiran pembangunan kebudayaan di Kota Yogya yaitu, pelestarian budaya berbasis masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana budaya dan diseminasi informasi budaya. Dengan alokasi anggaran 15,99 persen dari total APBD wajiib non pelayanan dasar.
“Ketiga pokok pikiran tersebut juga menjadi rujukan dalam Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah dan Panjang. Di setiap perangkat daerah Pemkot Yogyakarta juga melakukan konsolidasi dan sinkronisasi beragam urusan terkait kebudayaan seperti pariwisata, UMKM, pekerjaan umum, hingga perhubungan. Bersama mewujudkan karakter masyarakat yang dinamis, kreatif dan mampu berdiri pada perkembangan zaman yang didorong teknologi dan interaksi budaya yang sangat terbuka,” jelasnya.
Sejalan dengan itu Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan, berbagai kegiatan seni budaya yang menunjukkan karakteristik sekaligus menegaskan identitas Kota Yogya secara rutin diselenggarkan. Seperti Kampung Menari, Jogja Cross Culture, Kotabaru Heritage Film Festival, Festival Sastra Yogyakarta, Festival Jogja Kota dan lainnya.
“Tujuan dari setiap pelaksanaan kegiatan seni budaya adalah meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan kebudayaan yang dimiliki. Di mana pelestarian budaya menjadi satu hal penting untuk meningkatkan peran serta masyarakat sebagai pemilik, pelestari, dan pengembang kebudayaan. Seperti halnya dengan adanya 31 Rintisan Kelurahan Budaya (RKB) dan 7 Kelurahan Budaya, serta adanya pelatihan seni budaya di 169 kampung dengan melibatkan 60 sanggar seni dan tari yang telah memiliki nomor induk kebudayaan di Kota Yogya,” katanya.
Sementara itu salah satu Tim Penilai Anugerah Kebudayaan Indonesia, Siti Zuhro menyampaikan apresiasi atas inovasi dan program pelestarian budaya yang ada di Kota Yogya. Khususnya melalui RKB dan Kampung Menari.
“Kami harap dengan adanya RKB ataupun Kelurahan Budaya, dan inovasi kampung menari ini bisa terus dikembangkan dan cakupannya bisa menyasar masyarakat dengan latar belakang yang beragam. Sehingga dampaknya tidak hanya pada keberlanjutan budaya saja, tapi juga pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,” terangnya. (Jul)