Jelang Natal dan Tahun Baru, Inflasi di Yogya Terkendali
MERGANGSAN- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta mencatat inflasi di Kota Yogyakarta cenderung terkendali. Inflasi secara bulanan atau month to month (m-to-m) pada November 2024 sebesar 0,21 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi bulan November di Kota Yogyakarta. Meski demikian Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan stok pangan tersedia aman untuk menghadapi libur akhir tahun.
Kepala BPS Kota Yogyakarta Mainil Asni mengatakan pada bulan November 2024, inflasi secara year on year(y-on-y) 1,55 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,25 persen. Dalam dua bulan terakhir ini sudah menunjukan peningkatan inflasi. Terakhir mengalami deflasi pada September 2024 yaitu 0,1 persen dan pada Oktober dan November terjadi peningkatan inflasi. Inflasi Oktober 0,07 persen dan November 0,21 persen.
“Pada inflasi bulan November 2024 secara month-to-month andil inflasi terbesar adalah kelompok makanan minuman dan tembakau. Komoditas penyumbang utama inflasi yaitu bawang merah, tomat dan bawang putih,” kata Mainil saat rilis berita resmi statistik di Kantor BPS Kota Yogyakarta, Senin (12/2/2024).
Inflasi November 2024 secara m-to-m juga disumbang dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menyumbang inflasi 0,06 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi dari kelompok ini adalah emas perhiasan. Sedangkan penyumbang utama inflasi bulan November secara y-on-y adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,59 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi kelompok ini adalah emas perhiasan. Selain itu kelompok makanan, minuman dan tembakau juga memiliki andil inflasi 0,33 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi kelompok ini adalah beras, kopi bubuk, sigaret kretek tangan dan mesin serta bawang merah.
Menurutnya secara tren inflasi biasanya di akhir tahun inflasi agak sedikit naik. Namun pihaknya optimis pada Desember 2024 nanti inflasi di Kota Yogyakarta akan tetap terkendali. Mengingat inflasi di Kota Yogyakarta selama setahun ini tidak besar.
“Karena memang selama satu tahun ini tidak terlalu besar inflasi kita, harusnya tidak ada masalah ketika nanti di bulan Desember. Karena kita dari Januari sudah sangat terkendali inflasi kita. Bahkan sempat empat bulan deflasi. Secara tren biasanya di akhir tahun agak sedikit naik. Tapi karena angka (inflasi) kita masih sangat terkendali, mudah-mudahan kita masih optimis (terkendali),” jelas Mainil.
Meskipun kelompok makanan menyumbang inflasi, tapi Mainil menyatakan sejauh ini untuk bahan makanan terkendali baik. Selama ini kelompok makana menyumbang inflasi karena secara bobot inflasi masyarakat banyak konsumsi bahan makanan sehingga sangat berpengaruh.
Sebelumnya Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani menyebut stok pangan di Kota Yogyakarta aman. Dicontohkan stok beras sampai 3 bulan ke depan masih aman dan daging, 7 bulan ke aman. Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta juga menggelar pasar murah di 14 kemantren di Kota Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terjangkau bagi masyarakat.
Sementara itu Staf Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Sumarno sekaligus kontributor Pasar Beringharjo pada Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan menyampaikan beberapa komoditas bahan pokok masih terpantau stabil tinggi yaitu bawang merah dengan harga sekitar Rp 31.000/kg dan bawang putih sekitar Rp 35.000/kg. Sedangkan tomat di harga sekitar Rp 14.000/kg.
“Yang naik adalah harga tomat. Bawang merah dan bawang putih stabil tinggi. Untuk stok aman. Beras stok aman dan tomat walaupun naik tetap tersedia,” tandas Sumarno yang hadir saat rilis berita resmi statistik BPS Kota Yogyakarta. (Tri)