Literasi Pendidikan di Kota Yogya Lebih Tinggi Dari Nasional
Danurejan – Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, memimpin Apel Besar di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kota Yogyakarta pada Senin (9/12). Dalam kesempatan ini, Sugeng menyoroti capaian dan tantangan dunia pendidikan di Kota Yogyakarta, serta menegaskan pentingnya komitmen bersama dalam mendidik generasi muda.
“Literasi di Kota Yogyakarta saat ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, terbukti dari banyaknya penghargaan yang telah diraih. Namun, tanggung jawab dalam mendidik anak-anak sangat berat. Keberhasilan mereka di masa depan sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan hari ini,” tutur Sugeng.
Pihaknya juga menyoroti tantangan yang dihadapi generasi muda, terutama dalam menghadapi akulturasi budaya yang semakin kompleks. Ia menekankan peran penting guru dalam membimbing siswa agar memiliki pondasi kuat dalam iman, takwa (imtak), serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Selain itu, Sugeng mengingatkan pentingnya melestarikan dolanan anak tradisional. “Bukan berarti kita ingin mengajak anak-anak menjadi kuno, tetapi di dalam dolanan anak terkandung nilai-nilai penting seperti pembagian peran dan kemampuan bersosialisasi,” jelasnya.
Suasana apel besar di Kantor Dindikpora Kota Yogya
Dalam apel tersebut, Sugeng menekankan pentingnya kedisiplinan dan pendidikan budi pekerti melalui pendekatan sosial. Ia juga mengakui bahwa mengubah pola pikir anak didik bukanlah tugas yang mudah. “Tugas kita adalah memastikan anak yang cepat memahami tetap unggul, dan yang perlu bantuan lebih mendapatkan perhatian agar mereka tidak tertinggal,” tambahnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Dindikpora Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, menjelaskan bahwa tingkat literasi pendidikan di Kota Yogyakarta mencatatkan angka yang membanggakan. Hal ini dinilai dari berbagai aspek, diantaranya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), rata-rata lama sekolah di Kota Yogyakarta tercatat mencapai 12,11 tahun, lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Pegawai Dindikpora Kota Yogya mengikuti apel
“Untuk harapan lama sekolah, ini yang menunjukkan proyeksi waktu seseorang mengenyam pendidikan mencapai 17,62 tahun, Oleh karena itu Yogyakarta sebagai salah satu kota dengan sistem pendidikan yang unggul di Indonesia,” terang Budi.
Menurutnya, capaian tersebut membuktikan bahwa akses pendidikan di Kota Yogyakarta sudah merata dan berkualitas bagi seluruh warga sekolah. Meski tantangan ke depan dinilai besar pihaknya akan terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman.
“Tidak ada lagi anak usia pelajar di Kota Yogyakarta yang tidak melanjutkan pendidikan hanya karena keterbatasan biaya. Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyediakan berbagai fasilitas, seperti Jaminan Pendidikan Daerah (JPD), yang memastikan semua anak mendapatkan akses pendidikan tanpa hambatan,” jelasnya.
Apel besar di Kantor Dindikpora Kota Yogya
Bagi penyandang disabilitas, Pemerintah Kota Yogyakarta menyediakan layanan asesmen di Unit Layanan Disabilitas (ULD) yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan khusus mereka. Dengan dukungan ini, anak-anak penyandang disabilitas dapat mengikuti pendidikan di sekolah inklusi yang dilengkapi dengan fasilitas dan guru pendamping khusus.
Selain itu, penerapan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Yogyakarta tidak hanya mengandalkan zonasi, tetapi juga mempertimbangkan hasil Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD). Sistem ini memberikan keseimbangan antara akses pendidikan berdasarkan jarak tempat tinggal dengan evaluasi akademik siswa.
“Mayoritas masyarakat Kota Yogyakarta dapat menerima kebijakan ini dengan baik, bahkan ketika anak mereka tidak diterima di sekolah yang diinginkan karena nilai ASPD yang belum memenuhi syarat atau masih kurang lebih bisa menerima hal ini dibanding tidak bisa mendaftar karena lokasi rumah yang berada di luar zonasi utama,” tambahnya. (Chi)