APEKSI Launching Buku Praktik Terbaik Inovasi Pembiayaan Alternatif Pembangunan Daerah
Jetis - Pemerintah Kota Yogyakarta menyambut baik peluncuran Buku Best Practice APEKSI yang digelar di Harper Hotel Yogyakarta pada Selasa (10/12). Buku ini mengusung tema inovasi pembiayaan alternatif pembangunan daerah dan diluncurkan secara simbolis oleh Walikota Surabaya selaku Ketua Dewan Pengurus APEKSI Eri Cahyadi bersama Pejabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto serta wali kota dari berbagai daerah di Indonesia.
Peluncuran Buku Best Practice APEKSI ini menandai pentingnya inovasi dalam pembiayaan daerah, dengan tujuan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan tidak bergantung pada sumber daya yang terbatas. Buku ini memberikan inspirasi dan referensi bagi pemerintah kota di Indonesia untuk mengembangkan model pembiayaan yang lebih kreatif dan inklusif, serta membangun kemitraan yang lebih kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mewujudkan pembangunan daerah yang lebih baik.
Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi pada acara Launching Buku Praktik Baik APEKSI; Inovasi Pembiayaan Alternatif Pembangunan Daerah
Walikota Surabaya, selaku Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi menekankan pentingnya kebersamaan dalam membangun kota-kota di Indonesia. Ia juga mengajak para wali kota untuk menanggalkan ego dan kesombongan, serta bekerja sama dalam memberikan pelayanan publik yang terbaik untuk masyarakat.
“Tidak ada kota yang lebih hebat dan lebih maju di antara kita. Jika ada kota yang lebih maju, kita harus bergandengan tangan untuk memajukan kota-kota lainnya menjadi seperti kota kita. Jika ada kota yang lebih hebat maka berikan kelebihan itu untuk kota lainnya,” ujar Eri.
Buku ini terdiri dari sejumlah praktik terbaik (best practice) yang telah diterapkan oleh berbagai kota di Indonesia dalam hal pembiayaan alternatif pembangunan daerah. Dalam buku ini, Kota Yogyakarta sebagai salah satu contoh yang sukses dalam mengembangkan pembiayaan alternatif yang tidak hanya bergantung pada APBD murni, tetapi juga melibatkan masyarakat, sektor swasta, dan lembaga-lembaga non-pemerintah.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto menyampaikan strategi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam pembangunan daerah tanpa bergantung pada APBD Murni
Pada kesempatan ini, Sugeng Purwanto mengungkapkan pentingnya kolaborasi antar wilayah dan sektor untuk mengatasi tantangan pembangunan yang kompleks. Ia menegaskan bahwa salah satu kunci utama dalam keberhasilan pembiayaan alternatif adalah program Gandeng-Gendong yang fokus pada pengembangan ekonomi yang melibatkan lima elemen utama dalam pentahelix: Korporasi, Kampung, Kampus, Komunitas, dan Kota (Pemerintah).
“Salah satu hal kecil yang kami lakukan di Bendung Lepen adalah mengubah pola pikir masyarakat mengenai mengikuti program pemerintah, dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,” katanya. (Chi)