Kelurahan Giwangan Kolaborasi 5K untuk Peningkatan Ekonomi Warga
Umbulharjo-Para anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) sore ini, Selasa (10/12/2024) mengunjungi Kelurahan Giwangan. Dalam kunjungan ini ada dua objek yang menjadi fokus utama kunjungan mereka yakni Bendung Lepen dan Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm.
Mereka diterima oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Yogya Kadri Renggana. Terkait Bendung lepen, Kadri menjelaskan sebelumnya area tersebut merupakan saluran irigasi dan taman yang tidak tertata, namun berangkat dari kepedulian kebersamaan gotong royong warga, kawasan ini diubanh menjadi taman wisata sekaligus konservasi lingkungan.
"Pembersihan dan penataan area ini dimulai sejak tahun 2020. Kemudian di tahun 2021menggandeng berbagai pihak dalam peningkatan infrastruktur," katanya.
Sedangkan tahun 2022 terdapat bantuan sarana prasarana untuk rebranding Bendung Lepen sebagai destinasi Wisata air.
"Penguatan dan promosi Bendung Lepen melalui media sosial dan penguatan sarpras kawasan Bendung Lepen terus kami lalukan sampai sekarang," ujarnya.
Keberhasilan pembangunan area tersebut tidak lepas adanya inovasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya melalui Program Gandeng Gendong. Dimana program ini melibatkan 5 unsur yakni Kota, Kampung, Kampus, Komunitas, dan Korporat atau yang disingkat 5K.
"Begitu pula yang kita lakukan terhadap Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm. Kami menggerakkan unsur 5 unsur tersebut untuk membantu berkembanmya kelompok tani ini," jelasnya.
Kadri menceritakan Kelompok Tani Sanggrahan 59 Farm berawal dari pertanian sederhana menjadi kampung agro ekowisata melalui integrasi kelompok lingkungan dan budidaya agrokomplek.
"Kelompok Tani ini dalam kesehariannya melakukan sejumlah aktivitas, seperti budidaya maggot, hingga ternak lele dan kambing. Sehingga aktivitas tersebut turut membantu program Pemkot Yogya dalam upaya penanganan masalah sampah," katanya.
Penanganan sampah ini, lanjutnya, dilakukan melalui budidaya magot. Sampah yang diolah merupakan sampah organik berupa sisa makanan.
"Sampah organik ini diambil dari sampah milik warga sampah organik dari Terminal Giwangan. Dalam sehari, sampah yang mampu diolah setidaknya mencapai 25 kilogram," ujarnya.
Ditemui usai meninjau dua lokasi tersebut, Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam mengatakan dipilihnya Kelurahan Giwangan karena pihaknya ingin melihat berbagai inovasi yang diterapkan kelurahan tersebut dalam Program Gandeng Gendong.
"Kota yogya memang kami jadikan salah satu acuan dalam pembiayaan alternative pembangunan non APBD seperti yang tertuang dalam buku praktik baik yang telah diluncurkan pagi tadi di Haper Hotel," ujarnya.
Ia mengungkapkan Program Gandeng Gendong yang digagas Pemkot Yogya berjalan dengan baik, salah satu bukti tersebut adalah ikut andilnya berbagai pemangku kepentingan dalam pengentasan kemiskinan di Kota Yogya.
Menurutnya, Gandeng Gendong yang digagas Pemkot Yogya perlu dicontoh di tiap-tiap daerah karena program tersebut merupakan salah satu strategi dalam upaya pengentasan kemiskinan. (Han)