Yogya Acuan APEKSI Belajar Praktik Terbaik Pembiayaan Alternatif Pembangunan Daerah

KOTAGEDE- Pemerintah Kota Yogyakarta menjadi acuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) belajar praktik terbaik dalam pembiayaan alternatif pembangunan daerah. Pemkot Yogyakarta berupaya melakukan pembiayaan alternatif pembangunan melalui program gandeng gendong. Pembelajaran itu merupakan rangkaian program pendokumentasian Best Practices kota-kota Indonesia dalam Buku Best Practices dan Knowledge Management Forum.
Penjabat Wali KotaYogyakarta Sugeng Purwanto mengapresiasi APEKSI yang memilih Kota Yogyakarta sebagai tempat pembelajaran sekaligus peluncuran buku Best Practices dengan tema Inovasi Pembiayaan Alternatif Pembangunan. Selain peluncuran buku, APEKSI juga ada kunjungan lapangan pembelajaran ke Kelurahan Giwangan dalam Inovasi program gandeng gendong.
"Saya sebagai Penjabat Wali Kota Yogyakarta mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari APEKSI untuk melakukan kegiatan di Kota Yogyakarta," kata Sugeng saat Welcome Dinner APEKSI di Omah Dhuwur Restaurant, Senin (9/12/2024).
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto bersama para wali kota dari pemerintah kota lainnya saat welcome dinner APEKSI.

Sugeng menyatakan terkait lokasi kunjungan lapangan di Kelurahan Giwangan, tepatnya di bantaran Sungai Gajah Wong dulunya adalah kawasan kumuh yang tidak terpelihara. Tapi sekarang dengan semangat masyarakat Yogyakarta dan rekan- rekan Pemkot Yogyakarta serta penataan dengan konsep mundur munggah madhep kali (M3K) atau mundur, naik dan menghadap sungai menjadi lebih tertata. Ada juga ruang terbuka hijau  bantaran sungai Bendung Lepen dengan irigasi sungai yang dikelola masyarakat menjadi kolam ikan tanpa mengurangi fungsinya.

"Tadinya rumah membelakangi sungai, yang biasanya jadi kumuh. Tapi kita balik, sungai kita jadikan halaman depan, makanya semangatnya mundur dari pinggir kali dan untuk mempertahankan luasnya (rumah warga) munggah atau naik ditingkat dan madhep kali. Ini satu keberhasilan dari kami menata yang tadinya kawasan kumuh, jadi luar biasa. Tadinya tidak ada jalan, di pinggir kali jadi ada jalan. Ekonomi masyarakat sekitar juga tumbuh," jelasnya.
Sugeng menegaskan Kota Yogyakarta tidak seberapa luasnya dan tak mempunyai sumber daya alam. Namun indeks pembangunan manusia Kota Yogyakarta tertinggi nasional. Kota Yogyakarta sebagai kota wisata, budaya dan pendidikan sehingga mengangkat marwah di tiga sektor tersebut. Untuk itu Sugeng mengajak APEKSI dan anggotanya dari pemerintah kota lainya agar menikmati dan berbelanja di Kota Yogyakarta.
Sugeng mengucapkan selamat datang kepada anggota APEKSI saat welcome dinner.

"MySilahkan menikmati keramahtamahan Yogya dan kuliner Yogya. Kami sangat

welcome," tambah Sugeng.
Sementara itu Direktur Eksekutif APEKSI Alwis  Rustam mengatakan APEKSI memiliki program pendokumentasian best practices kota-kota Indonesia. Program ini  mengangkat inovasi/praktik baik pemerintah kota dalam berbagai program pembangunan daerah. APEKSI bersama Kelompok Kerja (Pokja) Ekonomi dan Keuangan Kota akan melaksanakan launching Buku Best Practice bertema Inovasi Pembiayaan  Alternatif Pembangunan Daerah dan Knowledge Management Forum pada Selasa (10/12/2024). Best practices inovasi pembiayaan alternatif pembangunan daerah diangkat sebagai tema, salah satunya karena isu-isunya relevan dengan sekarang. Misalnya kemandirian pangan dan kelurahan.
"Makan malam bersama ini sekaligus ramah tamah sebelum pertemuan (peluncuran buku) besok. Kita akan berdiskusi dan kunjungan ke contoh satu praktik baik di lapangan yang ada di Yogya. Kita bisa belajar bersama dan ngobrol dengan lurah dan warga tentang sirkular ekonomi dan lain-lain," ucap Alwis.(Tri)
Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam memberikan pernyataan saat Welcome Dinner APEKSI.