Aksi Nyata Pelajar Bersihkan Kota Yogya

Ada pemandangan tak biasa di Halaman Air Mancur Balaikota pada Jum'at pagi (20/6). Ratusan pelajar berkumpul membawa 'senjata" masing-masing namun bukan senjata 'beneran' melainkan alat-alat kerja bakti. Setelah Dilepas oleh Walikota H Haryadi Suyuti, para pelajar relawan anti vandalisme berangkat menuju wilayahnya masing-masing untuk melakukan pengecatan tembok yang menjadi korban aksi vandalisme. Mereka dibagi ke wilayah kecamatan di mana sekolah mereka terletak. Para siswa tersebut adalah anggota Forum Komunikasi Siswa Kota Yogyakarta.

Di salah satu tembok di sekitaran Jalan Mas Suharto, Danurejan, nampak empat orang pelajar bekerjasama dengan petugas Dintib Pemkot Yogya mengecat tembok ulah aksi corat-coret di Kota Yogya. Mereka telah berada di sekitar wilayah Kecamatan Danurejan sejak pukul 09.00 WIB pagi. Bersama Wakasek Kesiswaan dan personil Dinas Ketertiban (Dintib), mereka mengecat tembok yang penuh dengan coretan dan gambar-gambar vandalis.

“Kami sudah dari perempatan Jalan Hayamwuruk sampai ke utara, lalu belok ke Jalan Mas Suharto. Masih banyak mas.” Kata salah satu siswa relawan dari SMAN 9 bernama Joshua. Menurutnya, selain tembok dan kebersihan kota yang menjadi korban orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Menurutnya, Kota Yogyakarta yang sebelumnya terlihat bersih dan asri sekarang penuh dengan coretan, baik itu nama geng maupun gambar yang tidak bisa dikategorikan sebagai mural ataupun street art.

"Menurut saya, vandalisme beda banget sama street art dan mural. kalo street art dan mural penuh dengan pesan dan enak dilihat. kalau gambar vandalisme tidak ada pesannya, malah kesannya jadi sampah, sumpek." Katanya.

Senada dengan Joshua, Bapak Pramuka, perwakilan dari SMAN 9 memandang bahwa aksi vandalisme bagaimanapun harus diberantas dan tentunya harus dimulai dari sekolah. "Aksi semacam ini kan bermula dari geng-gengan pelajar. Jadi, yang paling dekat bertanggungjawab adalah para guru dibantu Dinas Pendidikan dan pihak terkait melakukan pembinaan." Ujarnya.
Selain berimbas pada aksi vandalisme, perilaku berkelompok para pelajar juga mempunyai dampak mengganggu ketentraman warga Kota dengan aksi tawuran dan nongkrong-nongkrong yang tidak tentu tujuannya.

Kegiatan anti vandalisme melalui Gerakan Jum'at Bersih ini harus berlanjut tidak hanya hari Jum'at saja, namun setiap hari secara aktif Pemkot Yogya bersama warga terutama pelajar untuk mewujudkan Yogyakarta yang bersih, indah dan nyaman, seperti pesan Bapak Walikota. (mfd)