Pemkot Yogya Siagakan Alat Kejut Jantung Portabel AED di Kawasan Wisata

UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta menyiagakan alat kejut jantung portabel Automated External Defibrillator (AED) di pusat-pusat wisatawan. Pada tahap awal Pemkot Yogya menyiagakan AED di kawasan Malioboro. Penyiagaan AED di kawasan wisata itu untuk mempercepat penanganan wisatawan maupun warga yang mengalami henti jantung mendadak.
"Karena kita kota wisata, kami menyediakan AED  di pusat wisatawan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani ditemui usai  peresmian Puskesmas Pakualaman belum lama ini.
AED adalah perangkat portabel yang berfungsi menganalisa irama jantung secara otomatis  dan memberikan sengatan listrik melalui dada ke jantung untuk mengembalikan irama jantung jika diperlukan. Alat ini digunakan sebagai pertolongan pertama bagi seseorang yang mengalami henti jantung mendadak.
Emma menyatakan saat ini AED sudah disiagakan di kawasan Malioboro. Alat kejut jantung portabel itu ditempatkan di 3 titik yang tersebar di kawasan Maliboro di sisi utara di Teras Malioboro 2, tengah di Plaza Malioboro dan selatan di Teras Malioboro 1. Keberadaan AED tersebut untuk mempercepat penanganan henti jantung .
"Ini sebetulnya untuk mempercepat penanganan bantuan hidup dasar karena waktunya krusial. Kalau semakin cepat tertolong, semakin baik," paparnya.

Dokumen foto PSC 119YES melatih petugas keamaan yang menjadi lokasi siaga AED terkait bantuan dasar hidup dan penggunaan AED.


Emma menjelaskan, teknis penggunaan AED dilakukan oleh relawan atau masyarakat sekitar titik AED dipandu petugas Public Service Center (PSC) 119 Yogya Emergency Service (YES). Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sedang berproses melatih relawan atau masyarakat sekitar untuk latihan bantuan dasar hidup dan penggunaan AED. Misalnya petugas keamanan  di sekitar titik AED.
"Jika ada wisatawan atau wargs mengalami henti jantung, paling tidak relawan bisa memberikan pertolongan pertama walaupun harus telpon ke PSC 119. Jadi nanti dipandu petugas PSC 119 dan petugas akan datang menangani dan mengevakuasi untuk penanganan lebih lanjut," terang Emma.
Dia menyebut pengadaan alat kejut jantung di titik-titik wisata sementara ini baru terbatas. Namun akan ditambah di kawasan Tugu Yogyakarta dan Alun-Alun yang juga menjadi tempat wisata. Hal itu bagian dari peningkatan pelayanan pengamanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya wisatawan. Menurutnya keberadaan AED sangat penting dan menjadi prasyarat di tempat publik yang banyak berkumpul orang. Misalnya bandara dan stasiun.
Secara terpisah Kepala Unit Pelaksana Teknis UPT  PSC 119  YES Dadan Andriyanto menyampaikan sedang proses  pelatihan untuk sumber daya manusia di lokasi yang sudah disiagakan AED. Pelatihan sudah diadakan untuk petugas keamanan Plaza Malioboro dan Teras Malioboro 1. Dia menuturkan tidak ada posko untuk penyiagaan AED,  karena konsepnya adalah public access. Alat itu juga mobile atau portabel.
"Tindakan PSC sebagai layanan prahospital, tapi dengan adanya konsep ini, korban henti jantung bisa mendapatkan penanganan cepat oleh orang yang berada di sekitar korban. Memungkinkan untuk dilakukan defibrilasi segera di lokasi kejadian, oleh penolong yang sudah terlatih. (Penolong/relawan), Telpon PSC sambil memberikan pertolongan bantuan hidup dasar, sambil menunggu Tim PSC tiba di lokasi," jelas Dadan saat dikonfirmasi, Senin(16/12/2024).(Tri)