Pemkot Yogya Bangun Posko Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi dan Natal-Tahun Baru
UMBULHARJO-Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta membangun Posko Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi dan libur Natal dan Tahun Baru. Keberadaan posko itu untuk memudahkan koordinasi dan bentuk kesiapsiagaan bersama menghadapi bencana dan pantauan Natal dan Tahun Baru.
Posko Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi didirikan di depan Kantor BPBD Kota Yogyakarta di Jalan Gambiran. Sedangkan Posko Natal dan Tahun Baru BPBD Kota Yogyakarta dibangun di Jalan Tegalturi dalam rangka keselamatan wisatawan dari bencana. Petugas BPBD Kota Yogyakarta, relawan, peralatan dan armada pendukung disiagakan di posko.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat mengatakan pendirian posko untuk koordinasi dan sebagai bentuk kesigapan bersama dalam menghadapi kebencanaan dan pantauan Natal dan Tahun Baru di Kota Yogyakarta. Diharapkan dengan adanya posko itu, sinergi penanganan kebencanaan dapat diselesaikan secara cepat, tepat, dan akurat. BPBD Kota Yogyakarta mendapat dukungan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) antara lain barang, peralatan dan pendirian posko.
“Dengan posko ini setidak-tidaknya juga meningkatkan kewaspadaan masyarakat, terkait ancaman bencana yang ada. Jadi harapannya masyarakat tidak hanya siap saja, tapi juga siaga seperti memantau kondisi cuaca, peralatan, dan mitigasi di wilayah,” kata Nur Hidayat ditemui di Kantor BPBD Kota Yogyakarta, Jumat (27/12/2024).
Keberadaan Posko Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi itu juga terkait dengan status siaga darurat bencana banjir, talud longsor dan cuaca ekstrem di Kota Yogyakarta yang ditetapkan dalam Keputusan Wali Kota Yogyakarta nomor 452 tahun 2024. Nur menyatakan status siaga darurat bencana itu mulai 1- 31 Desember 2024 dan akan diperpanjang dengan melihat situasi dan kondisi. Penetapan status itu juga mempertimbangkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait intensitas curah hujan yang diprediksi sangat tinggi mulai November sampai Februari 2025.
“Laporan dari BMKG hujan akan begitu tinggi intensitasnya dan disertai petir serta angin kencang. Tentunya dimungkinkan bisa berakibat ke berbagai kejadian bencana seperti banjir, tanah longsor, atap rumah rusak, pohon tumbang dan sebagainya, maka perlu adanya status siaga darurat,” terangnya.
Nur menyebut di bulan November sampai Desember sudah ada 54 kejadian bencana di Kota Yogyakarta seperti atap rumah rusak karena angin kencang, tanah longsor dan paling banyak pohon tumbang. Terbaru kejadian hujan disertai petir dan angin kencang pada Kamis (26/12/2024) sore menimbulkan dampak di beberapa lokasi di Kota Yogyakarta antara lain pohon tumbang yang menimpa kendaraan parkir, atap rumah dan akses jalan. Petugas BPBD Kota Yogyakarta bersama relawan langsung melakukan evakuasi dan asessment serta fasilitasi kebutuhan seperti terpal.
“Untuk (potensi luapan) sungai, kita sudah adakan monitoring lewat telemetri dan sudah otomatis nanti tersampaikan di Pusdalops BPBD. Setelah itu kita sampaikan lewat EWS. Kita juga sudah punya link dengan Kabupaten Sleman, sehingga monitor masalah informasi sungai sudah bisa dilaksanakan secara bagus,” papar Nur.
Masyarakat diimbau waspada dan turut memantau perubahan cuaca serta segera melaporkan jika terjadi bencana. Masyarakat dapat melaporkan ke posko melalui telp/WA di nomor 08112828911 atau bisa melalui frekuensi radio 149.700 Mhz, Duplek – 9.750 Mhz, Tone 88.5 hz. Nur menuturkan frekuensi komunikasi radio juga ditingkatkan menjadi 3 kali sehari dari biasanya 2 kali sehari.
“Pada masa tahun baru biasanya masyarakat menumpuk di berbagai tempat melakukan aktivitas berkumpul sehingga kami mengimbau untuk tetap memperhatikan kondisi cuaca dan situasi. Mengedepankan unsur hati-hati dan penyelamatan diri. Masyarakat di wilayah seperti Kampung Tangguh Bencana (KTB) bisa siaga di wilayah,” ucapnya.
Adapun pemantauan kondisi sungai dilakukan dengan peralatan telemetri yang bisa dipantau jarak jauh dari ruang kontrol di Kantor BPBD Kota Yogyakarta. Terutama untuk memantau ketinggian air sungai. Supervisor Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan (Pusdalops) Bencana (BPBD Kota Yogyakarta, Ariyanto Wibowo menambahkan dari pemantauan di telemetri, jika ketinggian air sungai melebihi batas akan dibunyikan peringatan dini early warning system (EWS).
“Pengawasan sungai selama 24 jam. EWS di Sungai Buntung dan Belik sudah otomatis tapi untuk membunyikannya tetap dari sini (ruang kontrol). Untuk ews di Sungai Code, Winongo dan Gajah Wong masih manual di lokasi ada pengeras suara kita informasikan dari kantor. (EWS) yang paling sering dibunyikan di Sungai Belik karena batas ketinggian airnya 80 meter,” tandas Ariyanto.(Tri)