Kesejahteraan Meningkat, 500 Keluarga Penerima PKH Dinyatakan Lulus

Umbulharjo – Sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak lebih dari 500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Yogyakarta lulus baik secara alami maupun mandiri.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Supriyanto menjelaskan pihaknya terus mengupayakan KPM PKH agar lulus secara mandiri.

"Graduasi atau kelulusan berarti berakhirnya kepesertaan KPM dalam PKH. Hal ini bisa terjadi secara alami maupun mandiri. Graduasi alami terjadi ketika KPM tidak lagi memenuhi kriteria dari tujuh indikator penilaian, seperti adanya ibu hamil, balita, anak sekolah jenjang SD sampai SMA, lansia, atau anggota keluarga yang memiliki disabilitas" jelasnya saat ditemui belum lama ini di Komplek Balai Kota.

Salah satu KPM Graduasi PKH belanja barang dan alat setelah menerima bantuan modal usaha dari Kemensos.

Sedangkan graduasi mandiri, lanjut Supriyanto, dilakukan dengan mendorong keluarga peserta PKH mengakhiri kepesertaan dengan kesadaran sendiri, karena kondisi sosial ekonomi mulai membaik sehingga tidak lagi menggantungkan bantuan dari pemerintah.

“Di tahun 2023 total peserta PKH ada 12.489 KPM dan tahun 2024 itu turun menjadi 11.988 KPM. Artinya ada 501 KPM yang lulus atau graduasi ya bahasanya, ada yang alami dan juga mandiri. Dari persentasenya bisa dikatakan berimbang, 50 persen alami 50 persen mandiri,” terangnya.

Pihaknya menyatakan terus mendorong graduasi KPM secara mandiri, salah satunya melalui peran Pendamping PKH yang secara intens di lapangan mengamati peserta mana saja yang berpotensi. Dilihat dari sisi pekerjaan atau usaha yang dijalankan hingga penghasilan atau omset yang dihasilkan.

Salah satu KPM PKH saat mengambil bantuan di Kantor Pos didampingi Pendamping PKH Kemantren.

“Intervensi program dalam hal ini adalah program pemberdayaan, ketika ada KPM yang berpotensi akan kami usulkan agar mendapat dukungan lebih lanjut. Misalnya melalui program pemberdayaan dari Pemkot maupun dari Kementerian Sosial,” ujarnya.

Sementara itu salah satu pendamping PKH dari Kemantren Gedong Tengen, Yunan Adianto mengatakan dirinya sudah mendampingi KPM sejak tahun 2016, yang perannya terlibat dalam proses bisnis PKH. Meliputi verifikasi dan validasi data, penyaluran bantuan sosial, pemutakhiran data, sosialisasi dan pendampingan hingga graduasi.

“Kami terus memberikan pemahaman dan motivasi kepada PKM kalau bantuan itu sifatnya tidak selamanya, supaya tidak bergantung. Sehingga punya semangat untuk semakin berdaya dalam meningkatkan kesejahteraan dan kondisi ekonomi keluarga,” katanya saat diwawancarai pada Kamis (16/1/2025). (Jul)