Cegah Gangguan Mental  Sejak Dini, Pemkot Yogya Tambah 4 Sekolah Sehat Jiwa

UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya membangun kesadaran dan mencegah gangguan kesehatan mental atau jiwa sejak dini. Salah satunya dilakukan dengan membentuk sekolah sehat jiwa sejak tahun 2023. Pada tahun 2025, Pemkot Yogyakarta akan menambah pembentukan sekolah sehat jiwa. 
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Iva Kusdyarini mengatakan Pemkot Yogyakarta memiliki Perwal nomor 80 tahun 2024 tentang upaya kesehatan jiwa. Salah satu amanatnya adalah ada tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat di tingkat kota sampai kemantren, kelurahan. Artinya pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dan pemangku kepentingan melaksanakan kesehatan jiwa. 
"Di sektor pendidikan kita juga sudah melaksanakan upaya kesehatan jiwa di sekolah melalui pembentukan sekolah sehat jiwa," kata Iva saat dikonfirmasi, Jumat  (17/1/2025).
Dia menyatakan tujuan pembentukan sekolah sehat jiwa untuk menciptakan lingkungan sekolah sehat nyaman dan aman buat siswa dan semua yang ada di lingkungan sekolah. Saat ini sudah terbentuk 8 sekolah sehat jiwa yaitu di SMPN 3 Yogya, SMPN 7 Yogya, SMP Bopkri 3 Yogya, SMP Taman Dewasa Jetis, SMPN 5 Yogya, SMPN 16 Yogya SMP Muhammadiyah 2 Yogya dan SMP IT Masjid Syuhada Yogya.
"Tahun ini rencananya kita akan melaksanakan (sekolah sehat jiwa) untuk empat sekolah yang baru. Untuk sekolahnya kami  berkoordinasi dulu dengan Disdikpora," paparnya.

Dokumentasi kegiatan skrining penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa di salah satu sekolah di Kota Yogyakarta.

Iva menjelaskan kiteria  pembentukan sekolah sehat jiwa antar lain pihak sekolah bersedia dan mampu melaksanakan upaya kesehatan jiwa di sekolah. Rencana pembentukan bertahap, tiap tahun 4 sekolah yang akan dibentuk. Kegiatan sekolah sehat jiwa itu sinergi dengan upaya kesehatan di sekolah. Salah satu upayanya untuk mencegah permasalahan kesehatan jiwa di sekolah seperti bullying, pengaruh stres belajar dan hubungan antar teman. 
"Bentuk riil kegiatan sekolah sehat jiwa ini adalah guru dan siswa perwakilan kita latih untuk menjadi agen perubahan terkait kesehatan jiwa, mampu melakukan upaya promosi, prevensi dengan menjadi konselor sebaya. Kita juga melakukan sosialisasi awarnes mental health bersama sekolah Disdikpora Kota Yogyakarta," terang Iva.
Dia menyebut angka prevalensi gangguan kesehatan jiwa berat di DIY dari data survei kesehatan tahun 2023 sekitar 9,3 permil Itu artinya setiap 1.000 penduduk ada sekitar 9 sampai 10 orang mengalami gangguan jiwa berat. Sebagian gangguan jiwa itu dialami usia produktif. Menurutnya banyak faktor yang menyebabkan orang mengalami gangguan jiwa misalnya kekerasan, hubungan sosial dan kebanyakan permasalahan dalam keluarga seperti broken home.
Secara terpisah Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogykarta Hasysim menyampaikan rencana pembentukan sekolah sehat jiwa tahun 2025 dilakukan di SMPN 1 Yogya, SMPN 12 Yogya, SMP Kanisius Gayam dan SMP IT Abu Bakar. Sekolah itu dipilih dengan beberapa pertimbangan yaitu kondisi siswanya cukup beragam dari segi ekonomi dan tidak hanya dari penduduk kota. Lokasi sekolah juga mewakili wilayah di Yogya utara, selatan, timur dan barat sehingga merata.
"Sekolah-sekolah itu muridnya juga banyak sehingga kita pilih agar sasarannya lebih banyak. Kami akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk realisasi pembentukannya," pungkas Hasyim.(Tri)

Dokumentasi kegiatan orientasi sekolah sehat jiwa di Kota Yogyakarta.