Upacara Adat Tedhak Siten Menjadi Daya Tarik Masyarakat

 

Alaric Zeround Varellino dan Maria Josephine Gisella Marchiata dibimbing kedua orangtuanya mengikuti rangkaian acara tradisi Jawa Tedhak Siten yang diadakan Paguyuban Kesenian Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan bekerja sama dengan Dinparbud Kota Yogya, Sabtu (6/9) di Pendopo Sor Sawo Kampung Joyonegaran Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan. Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya nguri-uri kabudayan yang penuh dengan ajaran adiluhung yang mulai terlupakan.
    Upacara tradisi ini kini jarang digelar masyarakat. Padahal tradisi yang dilakukan untuk menandai pertama kalinya anak belajar berjalan ini memiliki kekayaan filosofi. Maka tak heran upacara tradisi yang termasuk langka di masyarakat ini mampu menjadi daya tarik tersendiri. Upacara tradisi ini disaksikan banyak warga masyarakat.
    Kepala Seksi Nilai-nilai Budaya Dinparbud Kota Yogya, Tris Miningsih  mengatakan melalui upacara adat Tedhak Siten ini juga untuk memberikan pelajaran kepada generasi muda dan masyarakat pada umumnya. “Sekaligus sebagai sarana promosi pariwisata tentang tradisi Tedhak Siten yang mengandung makna dan nilai filosofi,” katanya.
    Adapun rangkaian upacara Tedhak Siten, meliputi tedhak juadah pitung warna bermakna anak menginjakkan kakinya pertama di tanah agar bisa berbaur dengan alam. Juadah tujuh warna dengan harapan anak bisa melalui tujuh hari dalam kehidupannya dengan perlahan dengan pikiran tenang agar bisa melalui masa kesulitannya.
    Mudhun tangga tebu makna yang terkandung agar kelak kesadarannya selalu meningkat lebih tinggi, mempunyai kedudukan, derajat dan budi pekerti dan tetap antebing kalbu (ketetapan hati). Ceker-ceker mempunyai makna agar kelak sang buah hati memiliki sifat ulet dan kreatif serta punya semangat tinggi. Kurungan makna yang terkandung untuk melatih rasa takut karena saat si anak dalam kurungan dia memilih berbagai macam benda yang disediakan, misalnya padi, kapas, perhiasan, alat tulis dan barang berguna lainnya. Apa yang dipilih anak dipercaya akan menentukan jalan hidupnya kelak.
    Sebar udhik-udhik adalah mengajarkan kepada sang anak agar mau berbagi rejeki yang dimilikinya dan membantu sesama yang kesulitan. Siraman dengan banyu gege yang dicampur kembang setaman adalah agar sang anak bisa mengharumkan nama bangsa dan negaranya. (TS)