FESTIVAL KESENIAN KELURAHAN PATEHAN DAN GEDONGKIWO MERIAH

Festival Kesenian dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-258 Kota Yogyakarta  di kelurahan Patehan, kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta berlangsung meriah. Beragam kesenian tradisional dan moderen  yang menjadi potensi wilayah masing – masing kelurahan dipentaskan di panggung yang didirikan di sepanjang jalan Patehan Lor dan jalan  Taman, Sabtu, (20/09) malam.

 Acara ini cukup mendapat perhatian warga kelurahan Patehan dan sekitarnya, terbukti dengan banyaknya penonton dari segala umur berjubel memenuhi lokasi festival hingga akhir acara. Ikut hadir camat Kraton Yogyakarta, Drs. Yuniarto AR, Muspika kecamatan Kraton dan dinas terkait di lingkungan Pemkot Yogyakarta.

Camat Kraton Yuniarto mengatakan  festival kesenian kelurahan dalam rangka peringatan HUT Kota Yogyakarta ke-258 ini  merupakan wahana hiburan bagi masyarakat kota Yogyakarta dan warga kelurahn Patehan khusunya. Acara ini juga sebagai ajang unjuk kebolehan dari masing rukun warga (RW) dalam menampilkan potensi seni dan budaya yang dimiliki, sekaligus sebagai ajang silaturahmi antar warga. Yuniarto berharap warga masyarakat tetap melestarikan  budaya adiluhung Yogyakarta dengan terus berlatih dan berkesenian di wilayahnya masing-masing.  “Teruslah berkesenian  dan melestarikan budaya kita. Karena budaya Yogyakarta yang adhiluhung ini dapat menjadi  benteng bagi pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia,” ujar Yuniarto.

Sementara itu, Lurah Patehan Drs. Sukardi memberikan apresia yang tinggi kepada warga masyarakat kelurahan Patehan  yang telah berpartisipasi mengisi dan menyukseskan festival kesenian di kelurahannya.  Dirinya    berharap warga masyarakat juga ikut   membangun wialayahnya dengan  potensi yang dimiliki. Sukardi juga menghimbau agar masyarakat Patehan ikut menjaga ketertiban dan keamanan di wialayahnya.

Kesenian yang dipentaskan di kelurahan Patehan antara lain tari klasik, tari kontemporer, musik  akustik, koor, geguritan, musikalisasi puisi, dolanan anak, guyon maton, dan teatrikal perjuangan “janur Kuning”.  Selain  pentas seni, panitia juga menggelar bazaar yang menampilkan berbagai potensi ekonomi warga patehan.  Acara di selingi pembagian hadiah lomba antar RW dan door prize.

Sementara itu, di tempat terpisah di kelurahan Gedongkiwo juga digelar festival kesenian untuk menyambut HUT Kota Yogyakarta ke-258, bahkan panitia menggelarnya  selama dua hari hari yakni Sabtu dan Minggu, (20-21/09) malam.

Di hari pertama (20/09)  diawali dengan acara pembukaan festival kesenian dan bazar oleh Lurah Gedongkiwo  Drs. Kus Suroso. Kus Suroso dan Tokoh masyarakat dijemput bregodo Niti Manggala  dan diarak menuju ruang public RW.17  Lingkungan Dukuh untuk memotong pita tanda dimulainya festival. Kemudian acara dilanjut dengan kesenian musik dan tari persembahan warga dari lingkungan Suryowijayan, Gedongkiwo dan Dukuh  yang tergabung dalam kelurahan Gedongkiwo.

Pada hari kedua (21/09) ditampilkan berbagai potensi kesenian dan budaya yang ada di kelurahan Gedongkiwo. Sebagai puncak dari acara ini digelar ketoprak ringkas  yang dimainkan seniman Yogyakarta Yu Beruk dan kawan-kawan.

Lurah Gedongkiwo  Drs. Kus Suroso saat ditemui di lokasi festival mengatakan dalam rangka peringatan HUT Kota Jogja ke-258 ini warga masyarakat Gedongkiwo  sangat antusias menyambutnya. Meskipun dengan dana yang minim, warga tetap memberikan  dukungan yang tinggi. “Wilayah Gedongkiwo juga sangat diuntungkan dengan adanya para seniman besar yang berdomisili di sini. Merekalah  yang mendorong dan memotivasi warga untuk berpartisipasi,” ujar Kus Suroso. Kus menambahkan banyak warga yang dengan sukarela memberikan bantuan dana  dan juga tenaga untuk acara ini. Selain itu, tiap Rukun Tetangga dan Rukun Warga dimintai sumbangan masing-masing Rp.50 ribu untuk RT dan Rp. 100 ribu untuk RW. (@mix)