ENAM PERWAKILAN BPBD SE-DIY IKUTI LOMBA PASANG TENDA PENGUNGSI DI BALAIKOTA
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan wilayah yang termasuk klasifikasi tinggi terjadinya bencana. Menurut Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) DIY menempati urutan ke-18 dari 33 Propinsi di Indonesia. Juga berdasarkan pemetaan 68 persen wilayah di DIY mempunyai potensi terjadi bencana. Berdasarkan fakta ini pemerintah melakukan pendekatan dengan konsep mitigasi bencana dengan melakukan pengurangan resiko bencana. Demikian disampaikan kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ir. Gatot Saptadi pada acara pembukaan Lomba Pemasangan Tenda Pengungsi, diikuti oleh 6 perwakilan BPBD se-Propinsi DIY. Lomba diselenggarakan di Halaman Kompleks Balaikota Timoho Yogyakarta, Selasa, (23/09).
Ir. Gatot menambahkan pihaknya mendorong para stake holder yakni pemerintah, masyarakat dan pengusaha untuk tangguh dan siap siaga dalam melakukan pencegahan bencana melalui kegiatan nonstruktural dan struktural . Penguatan kapasitas merupakan bagian dari kegiatan non struktural baik kepada pemerintah maupun kepada masyarakat. Sedangkan program unggulan kegiatan penanggulangan bencana di DIY adalah pembentukan desa tangguh bencana (Detana) dan Kelurahan Tangguh Bencana (Katana ) serta sekolah siaga bencana. “ Ini terus menerus kita lakukan peningkatan kapasitasnya,”ujar Gatot.
Gatot menambahkan lomba pemasangan tenda ini dimaksudkan sebagai upaya pemerintah dalam mempersiapkan perlatan dan ketrampilan, sekaligus mengoptimalkan peralatan yang dibantu dari BNPB Nasional kepada masing-masing BPBD. “Sudah cukup banyak peralatan yang ada di BPBD masing-masing BPBD, dan tentunya ini dicoba dilatih, dan dimanfaatkan,”ujar Gatot. Dikatakan Kota Yogyakarta baru mendapat jatah peralatan dasar tahun ini (2014) karena mengingat lahirnya BPBD Kota Yogyakartapun terbilang masih baru. Kedepan Gatot berharap akan terus ditingkatkan lagi.
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Nasional Ir. Bambang Sulistiyanto,MM. mengatakan tujuan utama lomba pemasangan tenda pengungsi ini pertama-tama bukan untuk mencari hadiah. Menurut Bambang tenda yang disimpan dalam kotaknya mungkin saja belum dibuka dan digunakan. Maka dengan lomba ini Bambang berharap para petugas dapat membuka dan berlatih memasangnya. “Saya harap dengan lomba ini tenda yang ada dalam kotaknya itu, dibuka dan sekaligus dipakai untuk latihan. Sehingga pada saat dibutuhkan para petugas ini sudah mahir.
Bambang menjelaskan bahwa propinsi, kabupaten dan kota di Indonesia yang telah memiliki BPBD akan dilengkapi dengan peralatan dasar berupa mobil rescue, 2 sepeda motor, tenda pengungsi, tenda keluarga, peralatan komunikasi, genset, water treatment, dan perahu karet. Selain itu juga diberikan peralatan pendukung berupa mobil truck serba guna, tangki air, dan mobil water treatment.
Peralatan pendukung ini ini menurut Bambang tidak semua daerah diberikan tetapi ada persayaratan antara lain daerah itu merupakan daerah rawan bencana, frekuensi kejadiannya sering, topografi, dan sumber daya manusia.
Bambang menjelaskan lomba pemasangan tenda dilaksanakan di seluruh Indonesia. Juara I, II, dan III akan diberikan mobil Ranger, juara IV dan V mendapat mobil Pick up, VI dan seterusnya sampai X akan mendapat sepeda motor. Kriteria penilaian yang dinilai adalah kecepatan, kerapian, yel-yel, dan keseragaman dan kekompakan.
Sementara itu, Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekda Kota Yogyakarta Dra. Rr. Titik Sulastri mengatakan penanggulangan bencana sejatinya merupakan perwujudan fungsi pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat. Untuk itu kesigapan, kerjasama dan penguasaan peralatan harus senantiasa dipupuk dan dilatih melalui berbagai kegiatan dan pelatihan seperti pada lomba pemasangan tenda pengungsi ini.
Walikota berharap para peserta yang terlibat dalam lomba tidak menempatkan kemenangan sebagai hal utama tetapi mampu menggunakan kesempatan ini sebagai sarana untuk mengukur kemampuan, menggali wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penggunaan alat penunjang penanganan bencana.
Peserta yang ikut pada lomba ini berasal dari BPBD Propinsi DIY, BPBD Kota Yogyakarta, BPBD Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo dan Gunung Kidul. Masing-masing peserta terdiri dari 10 orang. (@mix)