Pemkot Edukasi Literasi Keuangan Sasar Pelajar dan Pelaku UMKM

 


 

Umbulharjo - Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi keuangan dan akses permodalan bagi masyarakat sebagai bagian dari program percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Kadri Renggono, dalam rapat pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Ruang Yudistira, Selasa (11/3).

 

Dalam kesempatan tersebut, Kadri menegaskan bahwa Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun 2025 telah dirancang secara komprehensif. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengukur keberhasilannya secara konkret.

 

"Program ini relatif lengkap dan bisa kita laksanakan, tetapi yang lebih penting adalah memastikan ukuran keberhasilan dari implementasinya. Saya berharap seluruh program dapat dieksekusi dengan baik dan mencapai target yang telah ditetapkan," ujar Kadri.

 

Ia menekankan bahwa dalam pelaksanaan program harus dijalankan secara optimal. Meskipun harapannya semua program dapat terealisasi, ada beberapa aspek yang perlu dipertajam agar target yang telah ditetapkan tidak hanya tercapai, tetapi juga bisa melampaui ekspektasi awal.

 

Salah satu poin utama yang Ia soroti adalah tingkat literasi keuangan di kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang belum cukup baik. Kadri mengungkapkan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan di Indonesia, generasi milenial dan generasi Z menginginkan edukasi keuangan yang lebih baik agar bisa mengelola finansial mereka dengan lebih bijak.

 

"Mereka ingin tahu bagaimana mengelola pendapatan bulanan mereka, misalnya Rp500.000 per bulan, agar tidak hanya habis untuk konsumsi tetapi juga bisa ditabung atau bahkan diinvestasikan. Hal ini bisa dimulai dari pemahaman sederhana sebelum masuk ke tingkat yang lebih kompleks seperti pasar modal," katanya.

 

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Kadri Renggono

 

Kadri juga menyoroti peran penting pemerintah dalam memberikan akses keuangan yang lebih luas kepada masyarakat. Salah satu kendala yang dihadapi saat ini adalah masih terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan, baik dalam bentuk permodalan usaha maupun akses terhadap bahan baku dan pasar.

 

"Banyak masyarakat yang merasa manfaat akses keuangan masih kecil. Oleh karena itu, tugas kita adalah membangun konektivitas dan jaringan yang memudahkan mereka, baik dalam hal modal, pemasaran produk, maupun akses terhadap bahan baku. Dengan demikian, mereka bisa lebih berkembang," paparnya.

 

Suasana Rapat Pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Kota Yogyakarta tahun 2025

 

Ia menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk diantaranya perbankan, Bursa Efek Indonesia (BEI), serta komunitas akademik dan pelaku usaha menjadi kunci utama dalam mendukung percepatan akses keuangan di Kota Yogyakarta. Kadri yakin, dengan kolaborasi yang kuat program yang telah dirancang dapat terlaksana sesuai target dan mencapai manfaat untuk masyarakat.

 

"Pemerintah memiliki keterbatasan sumber daya, baik dari sisi SDM, keuangan, maupun pengetahuan. Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak menjadi sangat penting agar program ini bisa berjalan optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat," tambah Kadri.

 

Lebih lanjut, Plt. Kepala Bagian Perekonomian dan Kerjasama Setda Kota Yogyakarta, Putut Purwantoro, menjelaskan bahwa program tahun ini berfokus pada peningkatan inklusi keuangan dan literasi pasar modal, dengan tema utama Akselerasi Pemanfaatan Produk/Layanan Pasar Modal. Ia mengungkapkan tujuan utama program ini adalah memastikan masyarakat memiliki akses luas terhadap lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan. 

 

Plt. Kepala Bagian Perekonomian dan Kerjasama Setda Kota Yogyakarta, Putut Purwantoro

 

“Sasaran utama dari program ini meliputi pelajar, pelaku UMKM, perempuan, serta penyandang disabilitas. Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok yang selama ini kurang terjangkau oleh layanan keuangan formal, dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari berbagai instrumen keuangan yang tersedia,” ungkap Putut.

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, pihaknya membeberkan TPAKD Kota Yogyakarta merancang berbagai program berbasis literasi keuangan, optimalisasi produk dan layanan, penguatan infrastruktur, serta asistensi dan pendampingan dengan fokus utama 15 program unggulan.

 

Salah satu program unggulan yang diperkenalkan dalam agenda tahun 2025 adalah Investasi Goes to School, Pelajar Pintar Cuan Lancar! yang menyasar pelajar SMA/SMK di Kota Yogyakarta. 

 

“Program ini memberikan edukasi mengenai berbagai instrumen investasi seperti reksadana dan saham, serta pendampingan dalam pembukaan rekening efek. Selain itu, mahasiswa juga dilibatkan dalam kampanye literasi keuangan melalui pembentukan Tim Literasi dan Edukasi Pasar Modal, yang bekerja sama dengan berbagai universitas di Yogyakarta,” jelasnya.

 

Langkah lain yang ditempuh untuk mempercepat digitalisasi transaksi keuangan adalah melalui program Ramadan Cashless Jogokaryan, yang mendorong penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran di Kampung Ramadan Jogokaryan. Dengan semakin terbiasanya masyarakat menggunakan transaksi nontunai, diharapkan literasi keuangan dan inklusi keuangan di Yogyakarta semakin meningkat.

 

Dengan sinergi yang kuat, antara pemerintahan dan stakeholder terkait, Putut berharap literasi dan inklusi keuangan di Yogyakarta dapat semakin meningkat, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (Chi)