ITF Bawuran Beroperasi, Persoalan Sampah di Yogya Teratasi

Bantul-Pengolahan sampah terpadu Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran yang berada Kepanewon Pleret, Bantul mulai beroperasi. Beroperasinya ITF Bawuran ini disambut baik oleh Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo.
Menurut Hasto dengan beroperasinya ITF Bawuran dapat menjadi solusi dalam mengatasi persoalan sampah di wilayah DIY khususnya di Kota Yogya. Hasto pun optimis dengan ini Kota Yogya akan bebas dari sampah.
Hasto mengungkapkan kemampuan Kota Yogya dalam menyelesaikan sampah adalah 150 ton perhari dari total sampah yang ada sebanyak 300 ton perhari.
"Jadi ITF Bawuran ini menjadi outlet utama bagi kami dalam mengelola sampah, karena saat ini kami hanya mampu menyelesaikan sekitar 150 ton dari total 300 ton sampah harian," katanya saat ditemui dalam acara pencanangan kolaborasi pengelolaan sampah di DIY, Selasa (11/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut Hasto menjelaskan beroperasinya ITF Bawuran juga sejalan dengan program 100 hari kerjanya yang fokus mengatasi permasalahan sampah di Kota Yogya.
"Kami sudah mulai mengosongkan depo-depo sampah yang ada di Kota Yogya. Bahkan ada depo yang akan kami tutup seperti depo sampah Kotabaru. Karena Kotabaru ini kawasan heritage. Selain itu yang akan kami tutup adalah depo sampah lempuyangan," ujarnya.
Hasto menargetkan hingga Hari Raya Idul Fitri 2025 14 depo sampah telah dapat dikosongan. "Jadi dalam 100 hari kerja ini 46 depo yang ada di Kota Yogya sudah bersih dari sampah," katanya.
Dengan telah dioperasikannya ITF Bawuran, Hasto berharap kerjasama antara Kota Yogya dan Bantul dapat memperoleh perlakuan khusus.
"Karena ini bukan bisnis murni, sebaiknya kerja sama ini bersifat government to government, bukan business to business, agar tarif lebih terjangkau," bebernya.

Hadir dalam acara tersebut Sekda DIY, Beny Suharsono, ia mengatakan dengan operasional ITF Bawuran dapat menjadi momentum bagi DIY untuk melangkah maju dengan menerapkan desentralisasi pengelolaan sampah secara keseluruhan.
Namun meski begitu, dalam operasional awalnya, ITF Bawuran tidak akan langsung beroperasi dengan kapasitas maksimal. Sampah yang diolah maksimal 50 ton perhari selama uji coba hingga bulan April mendatang.
"Hal ini dilakukan untuk memastikan sistem berjalan dengan lancar sebelum mencapai kapasitas penuh. Jadi secara bertahap dulu," imbuhnya.

Sementara itu Direktur PD Aneka Darma, Yuli Budi Sasangka, menyampaikan, operasional ITF Bawuran dijalankan melalui skema kerja sama operasional dengan berbagai pihak.
"Tarif pengelolaan sampah di ITF Bawuran saat ini sebesar Rp 460.000 per ton. Namun, tarif ini akan diformalkan dalam peraturan agar seragam," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan sebelum di operasionalkan, mesin insinerator tersebut telah dilakukan uji kualitas udara yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Lingkungan DLHK DIY. Dari hasil uji ini menunjukkan Total Suspended Particulates (TSP) mencapai 231,55 mikrogram per meter kubik, sedikit di atas baku mutu 230 mikrogram per meter kubik.
"Sebelum mesin insinerator dioperasikan di Bantul, telah dilakukan uji emisi dengan hasil semua parameter berada di bawah baku mutu lingkungan," ujarnya. (Han)