Safari Subuh di Sosrowijayan, Hasto Gencarkan Program 100 Hari Kerja

GEDONGTENGEN- Pemerintah Kota Yogyakarta dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Yogyakarta mengadakan safari subuh di Masjid Nurul Huda di Kampung Sosrowijayan Wetan, Sosromenduran, Gedongtengen, Sabtu (15/3/2025). Kegiatan yang dipimpin Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo itu sekaligus menyosialisasikan program-program Pemkot Yogyakarta dan berdialog dengan masyarakat.
Forkopimda Kota Yogyakarta yang mengikuti safari subuh yaitu Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma, Komandan Kodim 0734 Kota Yogyakarta Lektol Inf Arif Setiyono dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Nadhif. Dalam Safari Subuh itu juga diserahkan sejumlah bantuan untuk Masjid Nurul Huda antara lain dari Pemkot Yogyakarta, Baznas Kota Yogyakarta dan BUMD Kota Yogyakarta.

Pada kesempatan itu Hasto menggencarkan sosialisasi program-program 100 Hari Kerja dirinya bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan. Mulai dari kebersihan lingkungan, penanganan sampah, kesehatan akses air bersih sampai open house tiap Rabu pagi yang menerima keluhan dan aduan permasalahan warga di Kantor Wali Kota Yogyakarta. Pihaknya memohon dukungan masyarakat agar program terlaksana.
"Kulo nderek (Saya ikut) titip masalah kebersihan lingkungan, masalah sampah, ketertiban dan kedisiplinan. Program seratus hari kerja saya dan Pak Wawan mengusung berbagai macam program," kata Hasto saat Safari Subuh di Masjid Al Huda Sosrowijayan Wetan.

Hasto menjelaskan beberapa progam 100 hari kerja antara lain jaminan kesehatan kelas 3 ditanggung Pemkot Yogyakarta bagi warga yang tidak memiliki BPJS Kesehatan, penurunan biaya pasang PDAM Tirtamarta, sampah di depo-depo serta kebersihan lingkungan masysrakat dan sekolah. Hasto menyebut untuk biaya awal pasang PDAM Tirtamarta biasanya Rp 1,6 juta, kini diturunkan menjadi Rp 500.000 selama program 100 hari kerja. Selain itu berkomitmen meningkatkan layanan debit aliran air PDAM.
"Warga yang tidak punya BPJS, kalau KTP Yogyakarta tetap berobat kita tanggung oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Tapi di kelas tiga. Kita mampunya menanggung yang kelas tiga," tambahnya.

Hasto juga menargetkan menyelesaikan sampah di depo dalam 100 hari kerja. Pengelolaan sampah di depo-depo yang rencananya menerima sampah masyarakat melalui penggerobak. Sudah ada sekitar 1.026 orang yang sudah mendaftar jadi penggerobak. Pihaknya menegaskan membuat suatu kebijakan terkait sampai supaya masyarakat berembug bersama dengan rw di bawah pimpinan lurah dan mantri pamong praja untuk menyelesaikan di lingkungan masing-masing.
"Kami juga berkomitmen dalam seratus hari kerja ini sampah-sampah di depo bersih. Kalau sudah bersih pemkot tongkrongkan mobil (truk sampah), penggerobak datang langsung naikkan sampah ke truk agar tidak numpuk. Jika semua masyarakat datang ke depo banyak warga di luar Yogya ikut membuang sampah di depo," terang Hasto.

Di samping itu juga diadakan lomba kebersihan tidak hanya di kelurahan, tapi juga di sekolah dan 200 meter lingkungan sekitar. Hasto menuturkan sekolah juga mengolah sampah dan tidak membuang sampah ke depo. Kalau masih membuang depo menurutnya hanya sedikit.
Sementara itu Ketua takmir Masjid Nurul Huda H Marsono mengucapkan terima kasih dengan kehadiran Wali Kota Yogyakarta dan jajaran Pemkot Yogyakarta serta Forkopimda dalam safari subuh di Masjid Nurul Huda. Termasuk sejumlah bantuan yang diberikan kepada Masjid Nurul Huda akan digunakan antara lain untuk pengembangan masjid.
"Nanti kami manfaatkan untuk pengembangan masjid. Tiga tahun kami terus pengembangan masjid," ucap Marsono.(Tri).
