Dukung Keberagaman, Pemkot Yogya Komitmen Wujudkan Kota Inklusif dan Toleran

GONDOMANAN- Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen mewujudkan pemerintahan dan kota yang inklusif serta toleran. Salah satunya dengan berupaya memberikan ruang aman dan nyaman bagi semua masyarakat dan menjaga toleransi antar semua umat beragama dan keyakinan.
Hal itu ditegaskan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan saat menjadi narasumber dalam talkshow terkait inklusi dan keberagaman di Gedung PDHI Yogyakarta Minggu (16/3/2025) sore. Diskusi itu diadakan oleh Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Yayasan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS) dan Program Studi Agama dan Lintas Budaya/Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) UGM.
“Dalam Pemerintahan Kota Yogyakarta di sini Pak Hasto (Wali Kota Yogya) dan saya Wawan, Insya Allah bisa hadir. Justru pemerintahan yang inklusif itu yang kami coba prioritaskan,” kata Wawan.

Wawan menyatakan Kota Yogyakarta adalah miniatur Indonesia karena beragam suku, agama dan rasa ada. Oleh sebab itu pihaknya siap hadir apabila para penyandang disabilitas maupun minoritas dari unsur suku agama ras yang mengalami kendala dalam melakukan aktivitasnya.
“Kami tidak akan membeda-bedakan. Kami akan memberikan ruang yang seluas-luasnya. Kota Yogya tidak mempunyai sumber daya alam yang besar, tidak punya tambang. Kita punyanya sumber daya manusia (SDM). Justru ini yang harus kita prioritaskan bagaimana SDM di Kota Yogyakarta bisa menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” terangnya.
Pihaknya menegaskan berupaya mangepresisasi semua kegiatan pameran. Apabila penyandang disabilitas maupun komunitas dan keimanan mengalami kendala tempat, dipersilakan bisa memakai Balai Kota Yogyakarta untuk pertemuan. Wawan menyebut sudah berkomunikasi dengan lintas agama bahwa perayaan agama-agama minoritas tetap diperhatikan. Menurutnya kerukunan masyarakat di Kota Yogyakarta sudah dibina selama ini harapannya menjadi suatu kekuatan untuk ke depan Yogya jauh lebih baik.

“Saat kampanye kemarin, kami paling mengapresiasi untuk komunitas penghayat kepercayaan. Kalau ada kasus di Yogyakarta mohon disampaikan. Kami berharap Yogya city of tolerance istilahnya kita memang kota toleransi. Kota yang semua umat beragama untuk kita akui dan kita berikan kesempatan melakukan kegiatan ibadah masing-masing kami pemkot akan hadir di semua elemen masyarakat,” tambah Wawan.
Sementara itu narasumber lain dalam talk show, penyandang disabilitas pelaku seni Sukri Budi Dharma berharap diberikan ruang-ruang bagi penyandang disabilitas untuk mengekspresikan seni. Dia menilai ruang-ruang bersama bagi penyandang disabilitas masih minim. Namun demikian Yogyakarta menjadi barometer seniman-seniman disabilitas salah satunya dengan adanya pameran disabilitas internasional yang diadakan beberapa tahun ini secara swadaya.
“Kami harap negara perlu hadir untuk teman-teman disabilitas. Ternyata ketika teman-teman disabilitas atau disabilitas pelaku seni baik itu seni rupa dan seni tari ketika diberikan ruang, potensi-potensinya meningkat, sehingga akan bisa mengaktualisasikan diri di masyarakat,” pungkas Sukri.(Tri)
