Program 1000 HPK Si Penting Pastikan Anak di Kota Yogya Dapatkan Gizi Optimal di Masa Emas
UMBULHARJO - Pemerintah Kota Yogyakarta terus mengupayakan penurunan angka stunting melalui berbagai program strategis, salah satunya dengan meluncurkan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Si Penting (Aksi Pencegahan Stunting) yang bekerja sama dengan Human Initiative cabang Yogyakarta dan PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM).
Program ini akan direalisasikan di Kelurahan Sorosutan dan Kelurahan Tahunan. Dimana berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2024, angka stunting pada baduta mencapai 8,44 persen, sedangkan pada balita sebesar 10,77 persen.
Dengan pendekatan komprehensif yang meliputi pemberian gizi seimbang dan pemantauan pertumbuhan anak, Pemerintah Kota Yogyakarta optimis angka stunting di wilayah ini dapat menurun secara signifikan.
Hal ini diungkapkan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono saat mengikuti kegiatan Kick Off Program 1000 HPK Si Penting pada hari Senin (17/3) di Ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta.
Ia mengungkapkan, program ini bertujuan untuk mencegah stunting dengan memberikan edukasi dan intervensi langsung kepada ibu hamil, ibu anak usia dibawah dua tahun atau baduta dan kader kesehatan mengenai pencegahan stunting di Kota Yogyakarta.
Nantinya para kader dan ibu baduta juga akan difasilitasi home visit, workshop peningkatan kapasitas kader, serta pemantauan pertumbuhan anak. Sehingga, pengetahuan baik kader dan ibu baduta meningkat mengenai stunting.
“Program 1000 HPK Si Penting yang kita luncurkan hari ini memiliki peran strategis dalam memastikan anak-anak di Yogyakarta mendapatkan gizi optimal selama periode emas 1000 HPK,” ujarnya.
Selain itu, dengan kolaborasi ini Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus berkomitmen penuh dalam menekan angka stunting melalui berbagai kebijakan dan program strategis.
“Namun, kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami membutuhkan keterlibatan semua pihak, baik dunia usaha, akademisi, maupun masyarakat luas, untuk bersama-sama menciptakan generasi emas Yogyakarta yang sehat dan cerdas,” ungkapnya.
Sementara itu, Factory Director PT. SGM, Joko Yunianto mengatakan, melalui kolaborasi ini harapannya dapat mencegah stunting dan membantu banyak rehabilitasi rumah terdampak bencana di Kota Yogyakarta.
“Kami percaya bahwa kolaborasi dalam penurunan stunting dan rehabilitasi rumah ini menjadi kunci penting dalam proses penanganan pembangunan di Kota Yogyakarta. Selain itu, pencegahan stunting bagi kami, 1000 HPK ini merupakan yang sangat krusial karena pada masa itu, pertumbungan dan perkembangan anak berdampak pada kecerdasan dan kesehatan di masa depan,” jelas Joko.
Ia berharap, dengan program yang diberikan dapat mengubah perilaku para kader posyandu, kader kb, ibu hamil dan menyusui untuk memahami 1000 HPK dan mampu mempraktekan dengan memberikan gizi seimbang pada anak mereka. “Kami berharap upaya dan aksi kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.” katanya.
Selaras dengan hal tersebut, salah satu penerima manfaat program rehabilitasi rumah terdampak bencana tahun 2024, Endang Rubiantini (73) mengungkapkan, terima kasih atas perhatian pemerintah terhadap kondisi kebencanaan yang dialaminya.
Diketahui hujan angin deras yang melanda Kelurahan Klitren pada 28 November 2024 menyebabkan rumah Endang Rubiantini ambruk total. Air yang masuk ke dalam rumah membuatnya tidak tahu harus berbuat apa. Namun, di tengah kepanikan itu, bantuan segera datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Kami merasakan ada perhatian luar biasa dari aparat pemerintah dan PT. Sarihusada Generasi Mahardika. Hal ini membuat kami bersemangat untuk bangkit kembali dan memperbaiki rumah kami,” katanya.
Berkat bantuan dari BPBD, rumah Endang kini telah direnovasi dan bisa kembali dihuni dengan layak. Program rehabilitasi rumah kebencanaan ini memberikan harapan baru bagi dirinya dan keluarganya.
“Dengan perhatian saja kami sudah bersemangat, apalagi dengan bantuan yang diberikan. Ini benar-benar sangat membantu kami untuk memperbaiki rumah kami dan melanjutkan hidup,” tambahnya.
Program rehabilitasi rumah kebencanaan ini menjadi bukti bahwa gotong royong antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dapat membantu pemulihan pasca-bencana dengan lebih cepat dan efektif. (Hes)