Wali Kota -Wawali Yogya Pererat Komunikasi dan Jaring Masukan dari Wartawan

UMBULHARJO- Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan berbuka puasa bersama dengan para jurnalis atau wartawan yang biasa bertugas di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Kegiatan itu menjadi media untuk mempererat komunikasi serta menjaring kritik, saran dan masukan dari wartawan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta di bawah kepemimpinan Hasto-Wawan.
Hasto mengatakan para jurnalis media memiliki peran besar karena bisa memandang suatu permasalahan dari sudut yang berbeda. Sedangkan dirinya dan Wawan maupun kepala dinas biasanya memandang masalah dengan sudut yang itu-itu saja karena ketugasan dari pemerintah atau eksekutif. Pihaknya menegaskan Pemkot Yogyakarta terbuka terhadap kritik, saran dan masukan dari masyarakat, termasuk wartawan.

“Oleh karena itu saya minta masukan, kritik dan saran dari teman-teman media untuk memberikan masukan dan pandangan dari sudut yang berbeda. Termasuk tiap Rabu pagi kita melakukan open house tujuannya untuk mendapatkan pandangan yang berbeda,” kata Hasto saat berbuka puasa bersama wartawan di Rumah Dinas Wali Kota Yogyakarta, Senin (17/3/20225).
Menurutnya tugas pemerintah selama ini jarang yang betul-betul jauh dari pakem. Kadang-kadang perlu memaksakan diri untuk meloncat keluar dari pakem agar hasilnya berbeda atau tidak mudah ditebak. Dicontohkan jika dirinya hanya mengikuti anggaran pemerintah seperti biasanya terus dibelanjakan selama 5 tahun, hasilnya sudah bisa ditebak. Tetapi bisa bersama-sama memberikan masukan sudut pandang yang berbeda, baru bisa mempunyai sesuatu yang tidak biasa.

“Kondisi sekarang ini adalah kondisi yang butuh ikatan yang berbeda karena pemerintah dalam keadaan perlu efisiensi. Makanya kita ini terus berusaha bagaimana mengurus segala urusan di Pemkot Yogyakarta ini kalau bisa kita tidak menggunakan cara yang biasa harus dengan berbagai macam kreasi dan kreativitas,” terangnya.
Salah satu target 100 hari kerja Hasto-Wawan adalah membersihkan sampah di depo-depo. Hasto menyatakan persoalan sampah yang dihadapi di Kota Yogyakarta menjadi pengungkit untuk membangun kedisiplinan. Oleh karena itu nanti kalau 100 hari kerja ini sudah jalan pola dan tampak hasilnya langkah berikutnya membangun mindset. Pembangunan mindset tidak hanya masalah sampah dan kebersihan, tapi juga dikaitkan dengan kedisiplinan yang lain.

“Yang jelas kami tetap menjaga Kota Yogya ini kota budaya, kota pendidikan sebagai centre of excellence dan centre of reference tempat bertanya dan tempat rujukan di Kota Yogyakarta,” papar Hasto.
Sementara itu mewakili Paguyuban Wartawan Balai Kota Yogyakarta, Heri Susanto menilai Hasto dan Wawan cukup terbuka dan transparan dalam memberikan informasi. Hal tersebut mendukung kerja-kerja jurnalis untuk mengawal dan mengkritisi kebijakan Pemkot Yogyakarta serta menyampaikan informasi kepada publik. Diharapkan sinergi dan kemudahan komunikasi yang lancar antara kepala daerah itu dapat terus terjalin.

“Keterbukaan informasi dan transparansi memudahkan kerja-kerja wartawan. Apa yang disampaikan Pak Hasto “daging’ semua kalau istilah medianya. Bisa menjadi berita,” ucap Heri.(Tri)