Wali Kota Dorong KPRI Wiwara Kembangkan Perdagangan dan Jasa Berbasis Digital

Umbulharjo - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Wiwara Kota Yogyakarta tahun 2025 di Graha Pandawa, Selasa (18/3). Pihaknya menekankan pentingnya koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan.
Pada kesempatan ini, Hasto Wardoyo mengapresiasi perkembangan KPRI Wiwara yang terus menunjukkan pertumbuhan positif. Ia menegaskan bahwa koperasi memiliki peran strategis dalam memperkuat ekonomi rakyat dan mengurangi kesenjangan sosial.
"Sebagaimana arahan Bapak Presiden, ekonomi kita harus ditopang oleh rakyat, bukan hanya dikuasai oleh segelintir pihak. Koperasi adalah contoh nyata dari ekonomi berbasis kebersamaan, di mana manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak orang," ujar Hasto.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi dalam pengelolaan koperasi agar tidak hanya bergantung pada sektor simpan pinjam, tetapi juga merambah sektor riil yang bernilai tambah tinggi. Menurutnya, koperasi yang sukses adalah koperasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan anggotanya.
"Saat ini, koperasi yang memiliki ribuan anggota tetapi hanya mengelola satu atau dua toko. Ini membuktikan bahwa koperasi bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar jika dikelola dengan baik. Tantangan kita adalah bagaimana mengembangkan usaha koperasi agar lebih produktif dan memberikan manfaat lebih luas," tambahnya.
Wali Kota Yogyakarta,Hasto Wardoyo memberikan arahan pada acara RAT KPRI Wiwara Kota Yogya
Hasto juga mengajak seluruh anggota koperasi untuk terus berpikir kreatif dan mencari peluang baru, termasuk dalam sektor perdagangan dan jasa yang berbasis digital. Ia optimistis bahwa dengan semangat kebersamaan dan kerja keras, koperasi dapat menjadi kekuatan utama dalam membangun ekonomi daerah.
Ketua KPRI Wiwara, Dedi Budiono, menyebutkan RAT 2025 merupakan ajang evaluasi kinerja tahun 2024 dan penyusunan strategi penguatan koperasi di tahun 2025. Ia juga mengatakan bahwa partisipasi anggota dalam memberikan masukan untuk pengembangan koperasi sangat penting.
“Kami berharap seluruh anggota dapat mencermati, menilai, dan memberikan saran atas laporan pertanggungjawaban ini. Pendapat dari anggota sangat penting bagi kami sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan tugas-tugas pengurus pada tahun 2025,” ujarnya.
Foto bersama
Dalam laporan yang disampaikan, jumlah anggota KPRI Wiwara per 31 Desember 2024 mengalami penurunan menjadi 1.441 orang, berkurang 209 anggota dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena banyak anggota yang memasuki masa pensiun dan mengalami mutasi kerja.
Dari sisi keuangan, ekuitas koperasi tercatat sebesar Rp 10,08 miliar, mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya. Namun, usaha simpan pinjam tetap menunjukkan pertumbuhan dengan total pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 4,44 miliar, meningkat 15,2% dibandingkan tahun 2023.
Salah satu aspek yang menjadi perhatian dalam laporan keuangan adalah Sisa Hasil Usaha (SHU). Tahun 2024, SHU koperasi mengalami penurunan sebesar Rp 91,2 juta, dari Rp 305,32 juta pada tahun 2023 menjadi Rp 214,12 juta. Dedi menjelaskan bahwa penurunan SHU ini disebabkan oleh meningkatnya biaya operasional, meskipun pendapatan koperasi mengalami kenaikan.
Mengenai distribusi SHU kepada anggota, koperasi mengalokasikan dana sebesar Rp 331,26 juta, yang terdiri dari biaya organisasi anggota sebesar Rp 60,34 juta, biaya simpanan anggota Rp 133,88 juta, dan SHU yang dibagikan kepada anggota sebesar Rp 137,03 juta.
Penyerahan hasil penilaian koperasi
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Dedi Budiono mengungkapkan pihaknya telah merancang program kerja 2025 yang berfokus pada penguatan internal dan pengembangan usaha eksternal.
“Secara internal, kami akan meningkatkan kompetensi pengurus agar lebih profesional dalam mengelola koperasi. Sedangkan secara eksternal, kami akan memperkuat usaha koperasi dengan memperbaiki sistem simpan pinjam, mengembangkan unit usaha toko, serta menjajaki kerjasama dengan KORPRI di sektor perumahan,” ungkapnya.
Salah satu strategi utama dalam pengembangan usaha adalah peningkatan margin toko tanpa menaikkan harga jual. “Kami tidak ingin menaikkan harga barang di toko koperasi. Sebaliknya, kami akan mencari sumber barang langsung dari hulu agar bisa menjual dengan harga yang lebih kompetitif, bahkan lebih rendah dari harga pasar,” tambahnya.
Dedi mengajak seluruh anggota untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan koperasi. “Koperasi ini milik kita bersama. Jika kita ingin KPRI Wiwara lebih maju dan sehat, maka diperlukan kerja sama dan komitmen dari seluruh anggota,” pungkasnya. (Chi)