Pesantren Kilat Jadikan Anak Mandiri dan Tingkatkan Kerukunan

Sleman-Wakil Wali Kota Yogya, Wawan Harmawan menutup gelaran pesantren kilat siswa SMPN 5 Yogya yang digelar di Pondok Pesantren Al Ikhklas, Sleman, Senin malam (19/3/2025). Pesantren yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 8 ini digelar selama tiga hari dua malam. 

Wawan pun sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya banyak manfaat yang dapat diperoleh siswa dengan mengikuti pesantren kilat.

"Selain mendapatkan ilmu agama, pesantren kilat juga dapat melatih kemandirian dan tanggung jawab siswa. Dengan ini diharapkan dapat mewujudkan kerukunan dan kebersamaan antar siswa," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Wawan yang juga merupakan alumi SMPN 5 Yogya ini memberikan motivasi kepada para siswa. Dalam pesannya Wawan meminta agar para siswa dapat menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah.

“Karena dua hal ini yang bisa menjadikan kalian sukses. Jangan pernah menyerah sesulit dan seberat apapun. Kalian harus bisa menjadi yang terbaik," tegasnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 5 Yogya, Siti Arina Budiastuti mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemandirian dan mendapatkan ilmu agama lebih dalam. Kegiatan yang diikuti ratusan siswa ini telah dimulai sejak 17 Maret dan berakhir pada 19 Maret 2025.

Wali Kota Yogya, Wawan Harmawan saat menutup gelaran pesantren kilat siswa SMPN 5 Yogya yang digelar di Pondok Pesantren Al Ikhklas, Sleman,

"Pesantren kilat ini merupakan agenda tahunan kami. Ini sudah ke empat kalinya yang kami gelar di Pondok Pesantren Al-Ikhlas," ungkapnya.

Pihaknya mengungkapkan selama menjalani pesantren kilat, para siswa tidak diperbolehkan membawa ponsel mereka. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat fokus dalam menjalani kegiatan pesantren kilat.

Selama mengikuti pesantren kilat para siswa diwajibkan mengikuti rangkaian kegiatan di pondok pesantren tersebut. Seperti sahur bersama, salat wajib dan salat sunah, serta tadarus Al Quran.

"Dari kegiatan ini, mereka melakukan pendalaman ilmu dan materi agama Islam secara spesifik," ujarnya.

Salah satu peserta adalah Wira. Ia mengungkapkan selama mengikuti pesantren kilat ia mendapatkan berbagai ilmu keagamaan. 

"Tapi yang jelas jadi tambah kompak karena selama tiga hari ini kami bersama-sama terus. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi," jelasnya.

Terkait dilarangnya membawa ponsel selama kegiatan pesantren kilat, Wira pun tidak mempermasalahkannya. "Kalau saya gapapa sih, karena disini banyak kegiatan juga," katanya. (Han)