Pemkot Siapkan Pengamanan Lebaran di Pusat Keramaian

Umbulharjo - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan kesiapan pemerintah kota dalam menghadapi arus mudik dan lonjakan wisatawan selama perayaan Idul Fitri 1446 H. Hal ini disampaikannya usai menghadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat “Ketupat Progo” 2025 di Lapangan Balai Kota Yogyakarta, Kamis (20/3).
Peserta apel melibatkan berbagai unsur, di antaranya Polresta Yogyakarta, Kodim 0734 Yogyakarta, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, serta Satpol PP Kota Yogyakarta. Operasi Ketupat Progo 2025 akan berlangsung selama 16 hari, mulai 23 Maret hingga 8 April 2025, dengan fokus pengamanan di kawasan wisata, titik rawan kemacetan, dan jalur mudik.
Hasto Wardoyo menyebutkan sejumlah langkah telah dipersiapkan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas serta menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.
“Seperti biasa, setelah apel ini, kita akan melakukan koordinasi dengan pihak kabupaten lainnya serta provinsi guna menyinkronkan alur lalu lintas, mengidentifikasi titik-titik rawan kemacetan, serta menentukan lokasi dengan potensi kecelakaan terbesar,” katanya.
Penyematan pita tanda dimulainya operasi ketupat progo 2025
Hasto menjelaskan bahwa kondisi lalu lintas di Kota Yogyakarta relatif terkendali dibandingkan daerah lain seperti Kulon Progo, yang memiliki banyak jalan lurus dan jalur cepat dengan risiko kecelakaan lebih tinggi. “Di dalam kota, kecelakaan relatif minim, bahkan hampir tidak ada korban meninggal dunia karena tidak adanya jalur cepat,” tambahnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa perhatian khusus tetap diberikan kepada kawasan wisata dan titik rawan kemacetan, terutama di Malioboro, Tugu, dan Keraton. Diperkirakan lonjakan kepadatan lalu lintas akan terjadi mulai H+1 Idul Fitri, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan.
“Biasanya, puncak kepadatan terjadi di Malioboro, Tugu, dan Keraton, terutama saat Grebeg Syawal yang bertepatan dengan hari pertama Lebaran,” jelasnya
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo memimpil apel
Selain aspek lalu lintas, Hasto Wardoyo mengungkapkan akan melakukan pemantauan harga dan aktivitas pasar menjelang Idul Fitri. Meskipun saat ini Kota Yogyakarta mengalami deflasi, di mana ketersediaan barang melimpah tetapi daya beli masyarakat menurun, Hasto memastikan pemantauan tetap dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.
“Kami terus memantau harga di pasar, terutama di H-2 dan H-3 Idul Fitri, karena biasanya merupakan hari paling ramai untuk berbelanja sebelum banyak pasar tutup saat Lebaran,” ungkapnya.
Pihaknya berharap dengan berbagai upaya ini, perayaan Idul Fitri 1446 H dapat berjalan aman, tertib, dan lancar bagi seluruh masyarakat serta wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.
Wakapolresta Yogyakarta AKBP Rudi Setiawan menyampaikan bahwa pusat keramaian seperti Tugu, Malioboro, dan Keraton diperkirakan baru akan ramai pada H+1 Idul Fitri, sementara pada hari H suasana cenderung lebih sepi. Menurutnya peningkatan aktivitas masyarakat juga akan terjadi saat Grebeg Syawal, yang digelar sehari setelah Idul Fitri.
“Untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan dan kepadatan lalu lintas, pihak kepolisian akan menerapkan rekayasa lalu lintas, termasuk penutupan Jalan Malioboro mulai pukul 18.00 hingga 21.00 WIB, sedangkan pada siang hari tetap dibuka seperti biasa,” ujar Rudi.
Pengecekan kesiapan pasukan
Tahun ini, empat pos pengamanan utama (pospam) akan disiagakan yakni di Tugu Yogyakarta, Teteg Malioboro, Titik Nol Kilometer, dan Gembira Loka guna mendukung kelancaran lalu lintas serta keamanan masyarakat. "Jumlah pospam tetap empat, sama seperti tahun lalu, dengan penyesuaian di titik-titik strategis," katanya.
Guna mengantisipasi gangguan ketertiban di jalanan, AKBP Rudi Setiawan mengungkapkan telah dilakukan patroli sejak awal Ramadan. Setiap hari kerja, personel kepolisian melaksanakan apel pagi mulai pukul 03.00 hingga 08.00 WIB untuk mengawasi anak-anak yang pulang sahur dan mencegah aksi perang sarung.
“Hingga saat ini, situasi keamanan di Kota Yogyakarta terpantau kondusif dan belum ada laporan insiden darurat yang memerlukan ambulans,” tambahnya.
Forkopimda bersama pasukan operasi ketupat progo 2025
Pada akhir pekan, pengamanan akan ditingkatkan dengan pengerahan personel penuh. "Mulai Jumat, Sabtu, dan Minggu, kami akan menurunkan kekuatan penuh, termasuk dari Polres dan Polsek dilanjutkan dengan patroli keliling dan penjagaan di 14 pos pengamanan jalan hingga pukul 08.00 WIB," ungkap AKBP Rudi Setiawan.
Pihaknya juga menyebutkan keterlibatan personel Polri dalam operasi ini sebanyak 397 personel. Selain itu juga akan melibatkan personel dari instansi terkait, seperti jajaran TNI, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pramuka, dan relawan. (Chi)