PEMUDA HENDAKNYA GENERASI YANG MANDIRI TANGGUH, MAJU DAN BERKELANJUTAN

Bertepatan dengan hari sumpah pemuda yang ke 86, Maarif Institute menggelar seminar umum dan Inaugurasi Program Sekolah Kebangsaan “Membangun Karakter, Mendorong Kreatifitas Pelajar”.Acara yang diikuti oleh puluhan pelajar dari perwakilan beberapa sekolah negeri di Yogyakarta ini dibuka langsung oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, diaula SMA N 6 Yogyakarta C. Simanjuntak Yogyakarta. Selasa (28/10).  

Seminar dalam rangka Hari Sumpah Pemuda tahun ini mengambil tema “Bangun solidaritas Pemuda Maju dan Berkelanjutan” ini, menghadirkan beberapa pembicara, diantaranya Ahmad Bahruddin (Pendiri Komunitas Qoryah Thayyibah Salatiga & Penerima MAARIF Award 2012), Irfan Amalee (Peace Generation), dan Edy Heri Suasana (Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogya).

Dalam Sambutan Pembukaan Seminar tersebut Walikota Yogyakarta, Haryadi mengajak para siswa membangun solidaritas pemuda supaya bisa maju dan berkelanjutan. Pendidikan di Yogyakarta menurutnya harus mampu membangun karakter yang mandiri, tangguh, maju, dan percaya diri.  "Dan ditambah dua hal, yakni jujur dan bertanggung jawab. Kita akan bisa, Insyaallah akan melahirkan generasi penerus bangsa yang tidak kena catatan dari KPK," katanya

Ditambahkan Haryadi, untuk membangun Kota Yogyakarta diperlukan Generasi yang luar biasa tanpa membedakan warna kulit, Suku, Ras, agama, namun diperlukan satu kesatuan dan toleransi yang tinggi untuk membangun suatu kota. “ Yang dikatakan orang jogja bukan yang lahir dan besar di Jogja saja, namun siapa saja yang bisa memberikan kontribusi kepada Yogyakarta, itu yang disebut orang Jogja, tanpa diskriminasi apapun. Bagi mereka yang bisa memberikan Kontribusi yang baik untuk kota kita ini, tidak akan ditanya, agamanya, sukunya apa, asalnya dari mana, kulitnya warnanya apa”, tandas Haryadi.

Sementara Ketua Panitia Abdullah Daras menjelaskan, acara ini adalah penutup program satu tahun dari Maarif Institute guna mengembangkan karakter kebangsaan di beberapa kota. Program ini sudah dicanangkan sejak 2011. "Selain Yogyakarta juga digelar di tiga kota lain yakni Surakarta, Pandeglang, dan Cianjur. Selain siswa pendampingan juga diberikan ke guru Pendidikan Agama Islam," jelasnya.