IPM Kota Yogya Tertinggi Nasional, Dorong Partisipasi Mahasiswa dalam Pembangunan

Gedongtengen - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Yogyakarta tahun 2024 menjadi yang tertinggi di Indonesia yaitu mencapai 89,10. Bahkan melampaui rata-rata IPM nasional yang berada pada angka 79,02.

Hal itu disampaikan Kepala Dindikpora Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, dalam forum Seminar dan Diskusi bersama Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Yogyakarta terkait Peran Pemuda dalam Membangun Ekonomi Yogyakarta yang Adaptif dan Inovatif pada Kamis (27/32025) di Panti Semedi Wisma.

Budi menjelaskan IPM dinilai dari tiga aspek, yang pertama adalah usia harapan hidup, mengindikasikan kondisi kesehatan warga. Kedua, rata-rata lama dan harapan lama sekolah, serta yang ketiga aspek pengeluaran perkapita.

"Untuk rata-rata lama sekolah di Kota Yogyakarta tercatat mencapai 12,11 tahun, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Sementara untuk harapan lama sekolah, yang menunjukkan proyeksi waktu seseorang mengenyam pendidikan, di Kota Yogya mencapai 17,62 tahun," terangnya.

Untuk itu, lanjut Budi, Yogyakarta merupakan salah satu kota dengan sistem pendidikan yang unggul di Indonesia. Dengan terus mendorong akses pendidikan yang merata dan berkualitas, serta mutu pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman.

“Sebagai kota yang menjadi tujuan banyak orang di Indonesia untuk mengakses pendidikan, tentunya peran pelajar dan mahasiswa ini menjadi sangat penting. Dengan keragaman yang ada, muncul peluang untuk memperluas jejaring, kolaborasi dan kerja sama untuk meningkatkan potensi masing-masing, menjadi sumber daya manusia berkualitas," imbuhnya.

Senada dengan itu anggota DPRD DIY Raden Stevanus Christian Handoko menyatakan, mahasiswa punya peran penting yang secara intelektual harus berkontribusi terhadap pembangunan.

"Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat, partisipasinya juga harus dilibatkan dalam pembangunan, termasuk perihal perumusan kebijakan, kalau di daerah ya Perda. Mulai dari perencanaannya, kemudian proses implementasi dan evaluasinya," ujarnya.

Sementara itu Ketua PMKRI Yogyakarta, Egidius Ronikung mengatakan, kegiatan diskusi terbuka bersama elemen pemerintahan menjadi satu hal yang menunjukkan ruang aspirasi dan ekspresi itu hadir di tengah kehidupan bermasyarakat.

"Kegiatan ini akan secara rutin diselenggarakan, selain untuk meningkatkan nalar kritis mahasiswa, kami juga bisa berdialog, berdiskusi untuk menyampaikan ide dan gagasan sebagai mahasiswa untuk ikut berperan dalam pembangunan," katanya. (Jul)