Kota Yogya Raih Penghargaan Pariwisata The Best Performance

Pemkot Yogya menerima penghargaan di bidang pariwisata sebagai The Best Performance kategori  Gold  yang diberikan oleh Menteri Pariwisata RI, Dr Ir Arif Yahya MSc dalam acara Travel Club Tourism Award (TCTA), Kamis malam (20/11) di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah. Penghargaan ini diterima oleh Kabid Promosi dan Kerja Sama Dinparbud Kota Yogya, Yetty Martanti. Pemkot Yogya layak mendapat penghargaan ini karena dinilai konsisten dalam pembangunan, pengembangan dan pembinaan sektor pariwisata.

Ketua Penyelenggara TCTA 2014,  Johnie Sugiarto mengatakan  sosialisasi TCTA 2014 kepada Pemprov, Pemkab dan Pemkot telah dilakukan sejak tanggal 1 sampai dengan 30 April 2014 lalu dan pendaftaran dimulai 1 Mei hingga 20 Juni 2014. Proses penjurian dilakukan pada bulan September 2014 setelah seluruh peserta menjalani proses presentasi dan verifikasi data oleh pihak Travel Club bersama akademisi Universitas Sahid Jakarta dan Tim juri TCTA EL JOHN Indonesia, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dan masyarakat.

“Dari hasil penjurian kami memutuskan Kota Yogyakarta berhak mendapat penghargaan The Best Performance kategori Gold,” katanya.

Sementara itu,  Kabupaten Badung mendapat penghargaan The Best Performance kategori Silver dan Kabupaten Sleman mendapat penghargaan The Best Performance kategori Bronce sedangkan untuk The Best Performance  pemerintah Provinsi diraih Sulawesi Selatan.

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Dinparbud Kota Yogya, Yetty Martanti  mengatakan penghargaan yang telah diraih ini karena Pemerintah Kota Yogyakarta dianggap berhasil dalam mengelola  Aspek Tata Pamong (good governance), Aspek Lingkungan Pariwisata, Aspek Perkembangan Ekonomi, Aspek Pemberdayaan Masyarakat dalam Kepawisataan dan Aspek Ekonomi Kreatif.

 

Lebih lanjut dijelaskan, untuk aspek tata pamong ini dinilai dari kelengkapan organisasi, pemenuhan atas karakteristik tata pamong yang baik (partisipatori, konsensus, akuntabel, transparan, responsif, efektif, kepatuhan hukum),  aktivitas pemda dan peraihan penghargaan dalam tata pamong.  

“Untuk aspek lingkungan pariwisata ini lebih pada penilaian atas kebijakan dan pembinaan dalam lingkungan pariwisata serta penghargaan dan pengakuan publik atas aset pariwisata sehingga tercipta pariwisata yang berkelanjutan,” kata Yetty.

Sedangkan aspek perkembangan ekonomi dinilai dari  nilai APBD, prosentase sektor pariwisata dalam APBD, target dibanding realisasi PAD sektor pariwisata serta target dibanding realisasi jumlah wisman dan wisnus. Aspek pemberdayaan masyarakat dalam kepariwisataan meliputi daya serap tenaga kerja sektor pariwisata, kebijakan dan pembinaan masyarakat serta prestasi yang diraih masyarakat dalam kepariwisataan.

Yang tak kalah penting aspek ekonomi kreatif yang didasarkan pada keberadaan sub sektor ekonomi kreatif, kebijakan dan PAD dari ekonomi kreatif daerah serta penghargaan yang diraih dalam ekonomi kreatif daerah. (TS)