Kohar: Dalam Menulis Penulis Harus Nakal, Tiga Karyawan Humas Ikuti Pelatihan Jurnalistik
Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan di bidang menulis, merancang agenda, menyelenggarakan konferensi pers dan mengelola media online tiga karyawan Bagian Humas dan Informasi Sekretariat Daerah (Setda) Kota Yogyakarta mengikuti pelatihan jurnalistik. Ketiganya ialah Doris Novelina Nadeak, Dionisius Hageng Nugroho dan Mikael MitangK. Pelatihan jurnalistik ini diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) bekerjasama dengan Komunitas Media Indonesia di Hotel Oria Jakarta Pusat Rabu dan Kamis,( 19 dan 20/11) dan diikuti 25 perwakilan humas dari seluruh daerah di Indonesia. Pelatihan ini dibuka resmi oleh Direktur Eksekutif Apeksi Sarimun Hadi Saputra.
Sarimun mengatakan pelatihan ini dihrapkan bisa meningkatkan pengetahuan humas Pemerintah di daerah tentang dunia jurnalistik. Humas yang menurut Sarimun sebagai corong pemerintah harus mampu beradaptasi dengan baik dengan awak media.” Apalagi, informasi dan jurnalistik kini terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman,” ujar Mantan Walikota Jakarta ini. Sarimun berharap pelatihan ini dapat menjadi penghubung antara media dan humas.
Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong ketika menjadi pembicara berharap pelatihan ini bisa memutus jarak yang selama ini kerap terjadi antara humas dan media. Menurut Usman pelatihan ini sangat penting untuk menciptakan ruang dialog terbuka antara media dan humas pemerintah. Usman yang membawakan materi Agenda Setting , mengatakan pelatihan ini menjadi sarana bagi Humas dan Media untuk mengetahui kekurangan masing-masing. “Pelatihan bisa menjadi sarana bagi humas untuk mengetahui kekurangan media dalam melaksanakan tugas di lapangan dan sebaliknya, untuk mengetahui kekurangan tugas humas,” ujar Usman Kansong. Usman Kansong menambahkan pelatihan ini juga sebagai upaya mengetahui peran masing-masing serta menjadi eksperimen untuk mengetahui konteks agenda tiap pihak.
Menurut Usman agar agenda Pemerintah Daerah sejalan dengan agenda media, pemerintah perlu melakukan pendekatan dengan melakukan kegiatan seperti media visit, press tour, press workshop, memasang iklan, menjadi media darling, melakukan jumpa press, dan mengeluarkan press release. Sementara itu, perlu juga ada keterbukaan antara kedua belah pihak agar terjadi hubungan yang harmonis, tanpa melemahkan daya kontrol dan independensi dari media.
Selain Usman Kansong peserta pelatihan juga diberi materi tentang teknik menulis Berita, Siaran Pers, , Feature, dan Advetorial oleh Abdul Kohar, Deputi Kepala Divisi Pemberitaan Media Indonesia dan wartawan senior. Abdul Kohar berbagi pengalaman tentang bagaimana menulis dengan baik. Menurutnya, menulis apapun temanya harus dimulai dari ketekadan. Selain itu harus memiliki kejernian dalam berpikir. “Kalau mau menulis, kita harus mempunyai kejernian dalam berpikir dulu. Sebab, pikiran keruh tidak jernih pasti akan menghasilkan tulisan yang keruh , tidak jernih juga,” tandas Kohar.
Untuk menulis dengan baik seorang penulis atau wartawan perlu memiliki kenakalan dalam berpikir sehingga tulisan yang dihasilkan tidak klise. Kohar juga berbagi pengalaman tentang bagaimana cara menulis berita dengan baik seperti pemilihan kalimat yang pendek, selalu menggunakan kalimat aktif, tidak bertele-tele, menghindari penggunaan kata bersayap atau klise, mengurangi singkatan dan akronim, tidak menggurui, tidak menganggap enteng pembaca, lugas, selalu melakukan cek dan recek sebelum dimuat dan lainnya.
Sementara itu, Fitriana Saiful Bachri Kepala Divisi Event Organizer berbagi pengalamannya tentang bagaimana membuat konferensi pers (press conference) yang sukses serta pengetahuan tentang Media Online dan Jurnalisme Online ileh Victor JP Nababan. (@mix/HG/Nade)