Walikota Support Perajin Hadapi MEA 2015

Walikota Yogyakarta mendukung penuh perajin produk berbahan kulit di Keparakan untuk menghadapi persaingan pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Hal tersebut dikemukakan Haryadi Suyuti selaku Walikota Yogyakarta, di sela kegiatan 'Ramah Tamah Walikota Bersama Perajin Sepatu dan Sandal Kulit', di Keparakan, Jumat (12/12).

Ia mengaku takjub melihat perkembangan Keparakan sebagai 'Kampung Kerajinan Kulit' di Kota Yogyakarta. Apalagi mendengar bahwa produk kulit Keparakan telah diekspor hingga ke berbagai belahan dunia, seperti Amerika, Jepang, Korea, dan lainnya.

Mengetahui hal tersebut, ia amat meyakini bahwa keberhasilan produk Keparakan menembus pasar dunia dapat terus berlanjut. Bahkan untuk menghadapi MEA 2015 sekalipun. "Kehadiran MEA 2015 tak perlu lagi kita lihat sebagai sesuatu yang menakutkan. Biarkan produk luar negeri masuk ke Indonesia, namun kita juga buktikan bahwa produk Indonesia, khususnya Keparakan, tidak kalah bersaing," ujar Haryadi.

Dalam acara yang digelar malam hari itu, Haryadi hadir di tengah masyarakat dan perajin, bersama Suyana Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, dan Suyadi Ketua Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera (KOKKMAS).

Salah satu perajin, Sri Lestari mengaku, para perajin di Keparakan selalu berupaya meningkatkan kualitas, baik dari segi desain, maupun menggencarkan promosi, lewat offline maupun online dengan memaksimalkan media sosial dan web.

"Perajin juga terus menjemput bola, tak hanya mengandalkan permintaan untuk ekspor. Kalau hanya mengandalkan permintaan, kita kalah dengan yang lain," ucap Sri, ditemui di sela kegiatan.

Diterangkan Sri, kisaran harga produk kerajinan Keparakan mulai dari Rp10.000 hingga Rp600.000, dengan desain bisa mengikuti permintaan pembeli.

Dalam acara ramah-tamah itu, selain merayah gunungan sepatu dan sandal, perajin, yang diwakili oleh Sujadi, juga menghadiahkan Walikota beserta keluarga, masing-masing sandal dan sepatu. Dan meminta Walikota Yogyakarta menempelkan label merk Segoro Kerind (Semangat Gotong Royong Kerajinan Indonesia). Yang disiapkan untuk diikutkan dalam promosi dan pameran produk di Singapura.

"Dengan ini kami memohon dukungan dari Walikota Yogyakarta, Disperindagkoptan, dan segenap Pemerintah Kota Yogyakarta agar produk Keparakan semakin maju dan berkembang," tutur Sujadi.

Sujadi menambahkan, kesuksesan kampung Keparakan juga diikuti dengan niat untuk berbagi. Dibuktikan dengan telah berulang kali kampung yang terletak di kecamatan Mergangsan itu, memberikan pelatihan kepada banyak pihak dari berbagai kalangan dan daerah.

Selain beramah-tamah, Pemerintah Kota Yogyakarta juga memberikan sejumlah dana dan peralatan teknis. Untuk mendukung kegiatan produksi di kampung kerajinan yang dirintis sejak 2011 tersebut. (Han)