DUA BUAH PERANGKAT GAMELAN SEKATEN DIKEMBALIKAN KE KERATON YOGYAKARTA
Dua perangkat gamelan Kyai Guntur Madu dan Nagawilaga yang ditempatkan selama satu minggu di halaman masjid besar Kauman Yogyakarta, Jumat malam, (02/01) dikembalikan ke Keraton Yogyakarta. Peristiwa kembalinya dua perangkat gamelan ini dikenal dengan sebutan Kondur Gongso. Meskipun hujan sempat mengguyur Kota Yogyakarta dan sekitar pada sore hari, namun saat prosesi Kondur Gongso cuaca kembali bersahabat dan terang. Dua perangkat gamelan pusaka milik Keraton Yogyakarta dibunyikan selama 7 hari berturut-turut di Pagongan Masjid Gede Kauman itu dikembalikan ke Bangsal Ksatriyan Kraton Yogyakarta.
Prosesi Kondur Gongso ini diawali dengan kedatangan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan kerabat Kraton Ngayogyakarta ke Masjid Gede Kauman, yang juga disambut oleh Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti beserta jajaran Kepala Instansi Pemkot Yogyakarta. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan penyebaran udhik-udhik (nyebar udhik-adhik) oleh Sri Sultan HB X kepada masyarakat di Pagongan Selatan (kidul) dan Utara (lor), serta untuk para abdi dalem di dalam Masjid Gedhe Kauman. Kemudian para Penghulu Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta membacakan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW dihadiri oleh Sri Sultan dan kerabatnya serta Walikota H. Haryadi Suyuti, Dandim 0734 Yogyakarta dan semua hadirin di Masjid Gede. Usai pembacaan riwayat nabi Sri Sultan kembali ke Kraton dan prosesi Kondur Gongso segera dimulai.
Kedua perangat gamelan dikawal Bergodo perajurit keraton. Setelah gamelan disiapkan untuk dibawa, Kyai Penghulu Masjid Gede didampingi Walikota menghantarkan hingga depan regol Masjid Gede. Kemudian Walikota memberikan tugas abdi dalem mendampingi kembalinya dua perangkat gamelan ke Keraton Yogyakarta hingga ditempatkan di gedung Sri Manganti.
Prosesi kondur Gongso ini merupakan rangkaian dari Prosesi Sekaten yang merupakan upacara tradisional memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW yang telah berlangsung ratusan tahun. Segenap even budaya yang dilangsungkan juga berpusat di area masjid Gede Keraton yang dimaksudkan bisa mendatangkan masyarakat untuk kemudian melakukan ibadah di masjid ini. Perayaan Sekaten oleh Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat ini merupakan bukti ikut andilnya Raja-raja Mataram dalam penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa sejak dulu.
Keesokan harinya (Sabtu, 03/01) diadakan upacara adat Garebeg Sekaten, yakni turunya beberapa buah gunungan persembahan Sultan kepada rakyatnya.(@mix)