Black Code, Batu Akik Asli Dari Kota Yogya

Tidak hanya di kota-kota besar saja, booming hiasan jari berupa batu akik ternyata juga sangat digemari di Kota Yogyakarta. Trend ini bahkan menjamur disemua kalangan.

Di tengah trend yang mulai meracuni masyarakat, Slamet Jumiarto (42) mampu memanfaatkan peluang tersebut. Slamet adalah pelukis yang tinggal di sekitar Sungai Code, tepatnya di Brontokusuman Yogyakarta.

Ditemui saat Pemeran Pesta Batu Akik Jogja Istimewa, Ia mulai bercerita. Ia mengaku sudah bebrapa bulan ini sejak batu akik naik daun Slamet memang menjadi penyuka batu mulia.

Tak disangka dari kecintaanya terhadap batu, ia menemukan batu akik dari Sungai Code yang dinamakan Black Code. "Sesuai namanya, batu tersebut berwarna hitam mengkilat seperti kristal. Namun, tidak seperti batu akik lainnya, batu ini tidak tembus cahaya," katanya.

Berbekal palu untuk memecah batu akik hasil penggaliannya, dia mendapatkan keuntungan lumayan.

Setelah mendapatkan batu tersebut, Slamet lantas memeriksakan batu temuannya tersebut di laboratorium. Hasilnya, batu berwarna hitam pekat itu merupakan jenis batu hematite dan ia pun merasa semakin bersemangat untuk mencari batu tersebut di Sungai Code.

Batu Black Code tersebut di jual oleh Slamet dengan harga Rp 5 juta untuk pecahan kecil dan untuk potongan besar ia bisa menjualnya hingga mencapai Rp 30 juta.

Ia tidak memungkiri jika pada masa mendatang banyak orang beramai-ramai mencari batu tersebut di Sungai Code. "Namun, mencari batu seperti ini tidak mudah. Tidak semua orang tahu bagaimana batu yang bagus dan memiliki nilai jual," ujarnya.

Sementara itu WaliKota Yogyakarta Haryadi Suyuti memberikan apresiasi terhadap penemuan batu tersebut. "Namun, harus ada pembuktian laboratoriumnya terlebih dahulu. Jika memang sudah ada pembuktiannya dan benar, maka bisa diberi sertifikatnya," tandas Haryadi.

Ia meminta masyarakat tetap bersikap rasional terhadap tren batu akik dan tidak menjadikan batu akik sebagai batu bertuah.(Han)