Jaga Transparansi, Ketua RT/RW Dipilih Secara Langsung
Pemilihan Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di RW 02 Bintaran berlangsung layaknya pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum presiden. Bahkan, masyarakat siap menagih apabila kepemimpinan ketua RT dan RW yang baru tidak amanah.
Berada tepat di antara dinding pembatas Kali Code dan dinding sebuah rumah, jalan menuju Balai RW 02 Bintaran, memang sempit bahkan membentuk koridor. Sebelum memasuki antrean pemilih, kita disambut 'Superman' di sebelah kiri jalan dan 'Werkudara' di sebelah kanan jalan. Berjalan sedikit lagi, ada para Punakawan yang ramah menyapa.
Antusiasme warga terlihat sejak sekitar pukul 09.00, tatkala puluhan warga antre di TPS. Adapun para petugas TPS, mulai dari panitia hingga dan saksipun sudah siap melayani warga yang datang untuk memilih ketua RT mereka.
Layaknya proses pencoblosan, warga yang membawa undangan datang kemudian mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk mendapatkan kartu suara. Setelah itu mereka menuju bilik suara dan mencoblos tiga kandidat ketua RT yang ada. Kemudian, kartu suara tersebut dimasukan ke dalam kotak suara yang dijaga oleh petugas
Ketua Panitia Pemilihan RT dan RW 02 Bintaran, Nasiyar menerangkan, keberadaan poster besar Superman, Werkudara dan empat orang warga berdandan ala Punakawan tadi merupakan simbol kebersamaan. Di mana, Superman adalah pahlawan yang dibuat oleh warga di luar negeri, sementara Werkudara adalah tokoh pembela keadilan dari cerita tanah Jawa. Punakawan, menjadi simbol rakyat, warga atau masyarakat.
Nasiyar menambahkan, pemilihan ketua RT dan RW secara pemilihan langsung merupakan pertama kalinya di lingkungan setempat. Namun bukanlah ajang persaingan, melainkan kebersamaan.
"Tapi jangan salah, kalau nanti ketua RT dan RW yang terpilih tidak amanah, Superman Werkudara, dan Punakawan siap memarahi mereka," ujarnya seraya bergurau, Minggu (22/2).
Menurutnya, pemilihan ketua RT dan RW dengan aklamasi atau pemilihan langsung, tidak memiliki perbedaan signifikan. Asalkan masing-masing calon dan ketua yang terpilih dapat menjalankan tugas dengan amanah. Apabila pemimpin tersebut tidak amanah, maka rakyat yang akan menjadi korban, segala urusan menjadi rumit dan keberlangsungan hidup sosial menjadi kacau.
Sejumlah persiapan dibiayai menggunakan dana dari Bagian Tata Pemerintahan Pemkot Jogja sejumlah Rp330 ribu dan ditambah dana swadaya masyarakat.
335 Pemilih akan menentukan siapa di antara empat kandidat ketua RW dan tiga kandidat ketua RT.
"Ada kandidat yang mencalonkan diri menjadi ketua RT sekaligus ketua RW. Nanti kalau dia terpilih dua-duanya, akan diminta memilih, nah yang menduduki posisi di bawahnya akan naik," jelas Nasiyar, yang saat bertugas menggunakan surjan berwarna merah dan bawahan kain batik. Kebetulan pula, tak hanya Nasiyar, petugas pemilihan yang lain, juga mengenakan pakaian senada, hanya dengan warna yang berbeda-beda
Salah satu warga, Dayu Heranindya mengungkapkan bahwa pemilihan ketua RT dan RW untuk periode 2015-2018, yang diikuti warga dari empat RT ini berlangsung lebih ramai dan meriah daripada pemilihan legislatif dan presiden.
Dari 80 Daftar Pemilih Tetap yang berasal dari RT 07 saja, sudah ada 95 persen yang hadir, hingga pukul 11.00 WIB. Sementara pada pileg dan pilpres, hanya 80 persen yang mengikutinya.
"Sangat demokratis, bahkan mulai sejak pendataan DPT, sudah dipersiapkan dengan baik. Dari proses pemilihan ini, apresiasi warga benar-benar tersalurkan," tutur Dayu.
Sementara Satiyah mengaku senang sekaligus bingung.
"Calonnya suka semua. Yang buat susah milih, ada ketua RT yang lama, dia maju lagi mencalonkan diri," ucapnya.
Lurah Wirogunan, Suprihastuti menyatakan dirinya menyambut baik pelaksanaan Pemilihan RT dan RW tersebut, apalagi mengadopsi sistem pemilihan langsung.
“Pemilihan secara langsung dan serentak ini memang dikehendaki oleh warga dan saya sangat terkejut dengan adanya pemilihan RT/RW sekaligus dilakukan bersamaan, ini satu ide yang sangat bagus,” katanya.
Ia berharap siapapaun yang terpilih nantinya sebagai Ketua RT dan RW harus didukung penuh oleh seluruh unsur masyarakat sekitar. “Sebab peran Ketua RT dan RW pada akhirnya sangat vital karena mereka merupakan ujung tombak pemerintahan” tandas Suprihastuti. (Han)