Pawai Budaya dan Pemecahan Rekor MURI Meriahkan Imlek

Pemerintah Kota Yogyakarta dan Dinas Pariwisata dan Budaya DIY bekerjasama dengan masyarakat etnis Tionghoa di Yogyakarta yang tergabung dalam Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC) merayakan Tahun Baru Imlek 2566 yang jatuh pada hari Kamis 19 Februari 2015 lalu. Perayaan tahun baru Imlek di Yogyakarta kali ini bertajuk Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) yang rangkaiannya dimulai dengan pawai budaya, Minggu (1/3). Dengan rute dari Taman parkir Abu Bakar Ali menuju ke titik nol atau ujung selatan Jalan Malioboro, Pawai pembukaan PBTY dimeriahkan oleh sebanyak 33 rombongan yang berasal dari berbagai unsur masyarakat. Kelompok kesenian Liong Hoo Hap Hwee menjadi pembuka acara pawai sekaligus sebagai pembuka jalan. Yang menarik dalam pawai ini adalah pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia melalui Naga Batik raksasa sepanjang 168 meter yang dimainkan oleh prajurit TNI AU dari Skadron Teknik dan Skadron Pendidikan sebanyak 200 personil. Naga Raksasa ini didaftarkan ke MURI sebagai Naga dengan Motif Batik Terbesar se-Indonesia. Naga raksasa ini menjadi penutup rangkaian iring-iringan pawai dan dipentaskan bersama di titik nol bersama dengan pementas lainnya dihadapan jajaran provinsi DIY dan Pemkot Yogyakarta. Agenda ini sudah dilakukan sejak tahun 2006 dan sudah menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Yogyakarta. PBTY kali ini dipusatkan di Kampoeng Ketandan kawasan Malioboro Yogyakarta. Perayaan ini merupakan satu rangkaian dengan perayaan Cap Go Meh di akhir lingkaran 15 hari Tahun Baru Imlek. Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dengan pusaka kuliner khas yaitu lontong Cap Go Meh. Satu-satunya perayaan Cap Go Meh dengan kuliner khas di dunia, Bahkan di Tiongkok sendiri tidak ditemukan kuliner serupa. Inilah wujud akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya lokal. Perhelatan ini akan digelar selama sepekan dalam hitungan penanggalan jawa atau sepasaran. Seperti tahun-tahun sebelumnya, juga akan diselenggarakan Jogja Dragon Festival yang ke-4 memperebutkan Piala Sultan Hamengkubuwono X. Perayaan Imlek dan Cap Go Meh dari tahun ke tahun semakin semarak dan memberikan kontribusi positif yang besar bagi masyarakat sekitar, baik dalam hal hiburan, pengenalan dan pelestarian budaya, akulturasi maupun pendapatan daerah. Acara pembukaan PBTY itu sendiri disaksikan kurang lebih 2000 orang yang memenuhi sepanjang kawasan Malioboro. (Dip/*Wan/*Ed/*Yan)