DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA YOGYAKARTA GELAR MUSKOT

Dharma Wanita Persatuan Kota Yogyakarta menggelar Musyawarah Kota yang ke Tiga. Musyawarah Kota ke Tiga Kali ini dihadiri selain pengurus Dharma Wanita Persatuan Kota Yogyakarta, dihadiri pula pengurus di Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Yogyakarta. Acara yang direncanakan sehari ini Rabu (05/03) berlangsungdi Ruang Bima (Ruang Utama Atas) Balikota Yogyakarta.

Dalam kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta yang diwakili oleh Asisten Administrasi umum, Dra. MK Pontjosiwi, dalam sambutannya mengatakan, sebagai istri aparatur mestinya harus memahami dan peka terhadap tuntutan masyarakat. Para Suami yang merupakan aparatur dalam menerapkan langkah reformasi birokrasi harus didukung secara internal oleh keluarga yang harmonis agar dapat berkonsentrasi secara penuh dalam melaksanakan tugasnya.

“ Ibu-ibu sebagai pendamping suami untuk menciptakan keluarga yang harmonis yang mendukung keberhasilan keluarga suami. Untuk itu saya mendukung dan mengharap agar para ibu, hendaklah mampu menjaga keharmonisan dalam keluarga, antara lain dengan terus menjaga keseimbangan antara aktivitas dalam pekerjaan dan organisasi dengan peran sebagai istri dan ibu rumah tangga”, tandas Pontjo.

Hal senada dikatakan, Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kota Yogyakarta, Ana Haryadi, peran serta Wanita dalam membangun negeri ini sangat menentukan olehkarenanya wanita harus memberikan sumbang sih kepada negeri ini, dengan memberikan warna tersendiri, mestinya dengan kegiatan yang bermanfaat, untuk mendukung para suami.

“Kelembutan ibu sangat menentukan keberhasilan keluarga, yang mestinya mendukung karier suami dengan menjaga anak-anak selau terkontrol dengan baik, memberikan ilmu secara lahir maupun batin, sekarang kejahatan dunia maya sangat luarbiasa, mestinya ibu harus mempunyai resep yang jitu untuk, mengantisipasi hal itu. Terlebih negara kita sedang menyatakan perang dengan narkoba. Apabila anak-anak kita ada yang merayu dan membujuk untuk kerang narkoba, ibu-ibu langsung saja lapor Polisi, agar segera ditindak lanjuti, hal ini apabila ibu lakukan sudah termasuk memutus mata rantai beredarnya obat Kharam tersebut”, kata Ana haryadi.

Menurut Ana Haryadi, peran serta wanita untuk pembangunan ini sangat dibutuhkan, sebab kekerasan dalam rumah tangga KDRT, di Kota Yogyakarta masih relatif tinggi, ditahun 2014 kemarin angka KDRT di kota Yogyakarta masih menunjukkan angka 800 kasus.

Ditambahkan, KDRT yang terjadi saat ini lebih cenderung didominasi oleh anak dibawah umur, hal ini terpengaruh oleh internet yang bisa diakses dengan mudahnya. Oleh karenanya peran serta wanita didalam rumah tangga sangat diperlukan, sebab para ibu lebih telaten dalan mengecek Putra Putrinya.

Sementara itu dalam Laporannya Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Yogyakarta, Hj. Dewi Murtisary Fadli, S.Psi menjelaskan, tujuan digelarnya Muskot III kali ini untuk mensosialisasikan Keputusan Munas III dan Musda III, menetapkan Program kerja DWP Kota Yogyakarta tahun 2014-2019.

“Kegiatan ini untuk mengampu serta memenuhi aturan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar Dharmawanita Persatuan Pasal 24, serta bertujuan untuk meningkatkan Program kerja DWP kedepan, meningkatkan kreativitas pengurus, serta pembelajaran bagi pengurus DWP dalam mengembangkan diri baik Pribadi maupun sebagai Istri dan ibu serta sebagai abdi Masyarakat”, katanya.

Dewi Murtisary berharap, semua anggota DWP Kota yogyakarta dapat mengemban visi yakni menjadi Organisasi Istri Pegawai Negeri Sipil yang kukuh bersatu dan mandiri, serta mewujudkan Misinya, mensejahterakan anggota melalui bidang Pendidikan, Ekonomi, Sosial, Budaya secara Demokratis. (And)