Iwan Agustian, Si “ulu-ulu†Penyelamat Kali Code
Tak ada yang menyangkal, keindahan aliran sungai yang bersih dan rapi adalah hal yang sangat diharapkan, bahkan oleh masyarakat yang ada di perkotaan. Namun jauh dari harapan, kondisi sungai di perkotaan serasa tidak layak untuk sekedar dipandang. Banyaknya sampah di tepian sungai dan warna serta aroma dari aliran air sungai sangat menghambat berbagai fungsi sungai yang seharusnya dapat dinikmati oleh warga.
Berangkat dari keprihatinan akan kondisi sungai tersebut, dan kecintaannya pada lingkungan, Iwan Agustian, warga Kelurahan Sorosutan RT62/ RW16 dengan kerelaan hatinya mendaftarkan dirinya sebagai petugas Ulu-ulu di Kelurahan Sorosutan pada tahun 2012.
“Saya memang berniat untuk melestarikan lingkungan Sungai Code yang dulunya sangat kumuh. Merawat dan menjaga lingkungan memang panggilan jiwa saya”, ungkap pria 36 tahun tersebut.
Bermodal pengetahuannya mengenai pemanfaatan dan kondisi geografis sungai, serta kebiasaannya untuk membersihkan sampai di kali Code sebelumnya, Suami dari Endah Sudarmila yang kala itu berprofesi sebagai petani cabai dan melon mulai melakukan tugasnya sebagai Ulu-ulu.
Berbekal Sabit, Garuk, dan Serok yang ia peroleh dari BLH (Badan Lingkungan Hidup) Kota Yogya, sekitar pukul 16.00-17.30 setiap harinya Iwan harus menyusuri pinggiran sungai sejauh 1,5 km, mulai Jembatan Tungkak hingga batas Kota Yogya dengan Bantul.
Ia melakukannya saat sore hari, karena posisi tempatnya bertugas berada di paling selatan aliran sungai kota Yogyakarta. “Karena letak Sorosutan yang ada di selatan Kota Yogya maka menjadi tumpuan akhir sisa sampah pembersihan daerah lain” ujarnya.
Sebagai Ulu-ulu, selain membersihkan dan menjaga sungai Code, Iwan juga bertugas memberikan sosialiasi kepada warga tentang dampak membuang sampah di sungai. Menyadarkan kebiasaan dan pola pikir masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai menjadi salah satu tantangan besar Iwan.
“Bukan hal yang mudah untuk menjalankan tugas tersebut jika tanpa didasari oleh motivasi yang kuat untuk melestarikan lingkungan” tandas Iwan.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah memiliki dua peraturan daerah yang melarang membuang sampah dan limbah ke sungai. Kedua peraturan daerah tersebut yakni Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah. Ancaman hukuman bagi pelanggarnya yakni hukuman kurungan maksimal tiga bulan penjara dan denda maksimal Rp 50 juta.
Seringkali Iwan harus beradu mulut dengan warga saat berusaha mengingatkan warga yang akan membuang sampah ke sungai. Namun hal tersebut tak menjadikannya gentar, ia bertekad untuk tetap berusaha menjaga kebersihan sungai Code, dan melakukan tindakan secara prosedural.
Kini jerihpayah Iwan sudah menampakan hasil, sungai Code yang dulu dipenuhi dengan limbah dari pemukiman dan hotel kini telah bersih dan rapi, dan mampu kembali ke fungsi awalnya sebagai sarana pengairan di Kota Yogya.
“Kita kembali dapat menikmati pemandangaan indah Sungai Code dari atas Jembatan” ungkap ayah dari Wildan dan Majaya tersebut.
Menurutnya hal tersebut tak lepas dari dukungan Pemerintah Kota dan kerjasama warga, yang dengan semangat Segoro Amarto saling bahu membahu memikul tanggung jawab untuk menjaga kebersihan Sungai Code.
“Adanya Progam Kali Bersih (prokasih) yang melibatkan warga untuk membersihkan sungai, menjadi salah satu program yang sangat penting untuk terus dilaksankan” harapnya.
Warga yang dulunya, lanjut Iwan belum memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan sungai, kini antusias untuk melakukan program Prokasih, mulai dari anak-anak hingga bapak-bapak.
“Bahkan warga secara swadaya membangun talut untuk mencegah banjir ketika musim hujan tiba dengan dana kurang lebih 60 juta rupiah, di dukung dengan bantuan dari Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah sebanyak 40 sak semen” tambahnya.
Ia berharap agar ke depan warga semakin sadar untuk menjaga lingkungan di sepanjang aliran sungai Code. “Minimal dengan tidak membuang sampah di Sungai, itu sudah sangat membantu saya”katanya. (Han/fifi)