Ibu – Ibu Ikut Ronda Di Rejowinangun

Negara Indonesia memiliki kebiasaan unik yang jarang ditemui di negara lainnya yaitu berupa kebiasaan atau kebudayaan siskamling atau ronda pada malam hari baik di desa-desa maupun di perkampungan perkotaan.

Sudah seperti tradisi, di Indonesia masih berlaku siskamling atau ronda malam. Dengan tujuan menjaga keamanan,beberapa laki-laki akan berkeliling kampung secara bergiliran tiap malam. Beberapa daerah yang sudah memiliki hansip juga ikut berjaga. Hal ini tentu cukup membantu, karena masyarakat akan merasa aman dan terlindungi.

Namun ada yang berbeda di RT 31, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kota Gede, Kota Yogyakarta. Pada umumnya ronda malam di lakukan dan identik oleh kaum lelaki, di RT tersebut Ibu-ibu rumah tangga setiap malam secara bergiliran melakukan ronda malam untuk membantuk para kaum lelaki.

Salah satunya adalah Supinah, ketua RT 31 tersebut menuturkan para ibu-ibu di RT 31 turun tangan melakukan ronda malam, selain untuk mengamankan lingkungan, juga untuk kebersamaan membantu bapak-bapak.

"Sesuai dengan himbauan camat dan lurah, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, untuk itu kami melaksanakan ronda malam" katanya

Sedangkan untuk pelaksanaan ronda malam tersebut, jumlah personilnya Enam orang bergiliran setiap malamnya, dari pukul 23.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB.

“Ibu-ibu sepakat untuk ikut melakukan ronda malam. Ibu-ibu melakukan ronda malam yang dimulai dari pukul 23.00  WIB s/d pukul 01.00 WIB. Dari pukul 01.00 WIB, dilanjutkan oleh bapak-bapak atau suami mereka” tandasnya.

Ibu-ibu lanjut Supinah ketika melakukan ronda malam seperti umumnya kaum lelaki, mereka biasanya berkeliling kampung untuk mengambil jimpitan dan untuk melihat-lihat keadaan kampung tetap dalam kondisi aman atau tidak.

“Jika kampung dalam kondisi aman, peronda kembali ke pos ronda untuk berbincang-bincang dan bersendau gurau sembari menikmati makanan yang tersedia. Beberapa waktu kemudian, berkeliling lagi, memastikan bahwa kampung tetap aman. Namun, jika dicurigai kampung sedang disatroni pencuri, peronda segera memberi isyarat (khusus) kepada warga, lantas mengejar pencuri bersama-sama” ujarnya.

Salah satu warga, yang pernah mengikiti ronda, Sri Sumarita mengaku Sejak turun tangannya ibu-ibu melakukan ronda malam, hingga saat ini belum terdengar ada aksi pencurian. Ia berharap, kampungnya aman dan tenteram, tidak ada lagi aksi pencurian

“ Memang setelah para Ibu ibu turun tangan ikut ronda kampung ini semakin aman. Warga yang tidak tugas ronda beserta keluarganya bisa tidur dengan nyaman setelah seharian membanting tulang memeras keringat dan pagi harinya mereka bangun dalam kondisi badan yang segar kembali dan siap bekerja seharian” katanya.

Lurah Rejowinangun, Retnaningtyas mengapresiasi hal tersebut, Ia berharap kegiatan Ibu – Ibu di RT 31 bisa memberi contoh dan memotivasi kepada masyarakat di wilayah lain agar mereka juga peduli dengan keamanan di wilayah mereka.

 “Sebagai warga tentu harus pula berpartisipasi dalam kegiatan pengamanan swakarsa di masing-masing kelurahan dan lingkungan, dengan adanya Ronda tersebut, diharapkan keamanan didalam lingkungan masyarakat akan merasa aman dan tentram. (Han)