Paska Lebaran 2019, Pemkot Gelar Apel dan Halal Bihalal

Hari pertama masuk kerja setelah libur panjang lebaran 2019, Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Apel sekaligus Halal bi Halal bersama Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta di Halaman Balaikota, senin (10/6/2019) pagi.

Ratusan pegawai berbaris rapi menunggu giliran bersalaman dengan Walikota. Nampak Walikota didampingi oleh Sekretaris Daerah, asisten, staf ahli, dan seluruh kepala OPD.

Ikrar syawalan dibacakan dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri. Setelah menyampaikan pidato sambutannya, acara disusul dengan halal bi halal ditandai dengan jabat tangan dengan Walikota. Dalam sambutanya, Haryadi Suyuti berpesan kepada seluruh pegawai Pemkot agar bisa saling mengikhlaskan dan memaafkan.

“Semoga halal bi halal ini dapat meringankan langkah kita ke depan dalam berkomunikasi dan berkoordinasi melaksanakan semua tanggung jawab kita dalam hal apapun demi kemajuan Kota Yogyakarta yang kita cintai,” tutur Wali Kota.

Walikota mengaku bangga dengan kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta selama lebaran kemarin. “Atas kerja keras Pemerintah Kota Yogyakarta, akhirnya kita bisa menjankan tugas dengan baik selama lebaran. Bahkan mendapat apresiasi dari Kementerian Perhubungan,” paparnya.

Selain itu, Walikota juga mengapresiasi seluruh karyawan Pemkot yang telah membuktikan diri masuk kerja sesuai jadwal yang telah ditetapkan. “Pagi ini saya melihat langsung seluruh OPD telah melakukan apel pagi seperti hari kerja biasa,”jelasnya.

Disisi lain Haryadi juga menyinggung hari jadi Pemkot ke 72 tahun bertepatan dengan Halal bi Halal, pihaknya mengingatkan agar seluruh karyawan Pemkot disiplin dalam melaksanakan tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara.

“Melalui dua perayaan tersebut kami mengajak para karyawan untuk menemukan dimensi-dimensi ibadah dalam pelayanan kepada masyarakat,” tandasnya.

Ajaran Islam, sambung Haryadi, sangat mencintai seorang muslim yang giat bekerja, mandiri, apalagi rajin memberi. Sebaliknya, Islam membenci manusia yang pemalas, suka berpangku tangan dan menjadi beban orang lain.

“Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam selain diperintahkan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla juga diperintahkan untuk bekerja,” imbuhnya.

Lebih lanjut Haryadi mengungkapkan, dengan demikian jelas bahwa loyalitas itupun ternyata herarkhis, taat kepada Allah, kepada Rasul dan Pemerintah. Bukan sekedar mengandalkan power skill yang dimiliki.

“Sebagai orang yang beriman dalam setiap melakukan aktifitas pekerjaan lazimnya menghasilkan amal shalih, sebab setiap amal pekerjaan yang didasarkan pada faktor keimanan tentu akan memperoleh nilai rahmat dan barokah dari Allah Subhanahu wa ta’alla,” tegas Haryadi. (Han/Tam)