Kulit Domba Tak Cuma Untuk Bahan Bedug

Siapa sangka bahwa kulit kambing dan domba, tak hanya bisa menjadi produk bedug tabuh, melainkan kursi cantik dengan gaya minimalis? Seperti salah satu hasil karya asli Yogyakarta yang satu ini.

Kursi yang dibanderol Rp200.000 per buah ini, merupakan hasil karya Wilopo, seorang warga Warungboto, Kota Yogyakarta.

Wilopo sendiri awalnya seorang buruh harian, yang kemudian ingin mencoba meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga. Ia kemudian mencoba memproduksi kursi yang terbuat dari kayu jati pada 2012.

"Saya punya keinginan untuk mengurangi pengangguran di kampung saya," ujarnya saat ditemui oleh Media Info Kota, belum lama ini.

Sembari memerlihatkan contoh hasil karya miliknya, ia menerangkan bahwa proses produksi dimulai dari membuat rangka. Yang kemudian diberi papan dan plat, serta tripleks.

Meski omzet yang ia raih selama sebulan biasanya Rp4 juta, omzet tersebut bukanlah jumlah tetap dan pasti.

"Omzet selama sebulan tergantung pesanan yang datang," tuturnya.

Hingga kursi telah terbalut kulit kambing atau domba, dan proses finishing, biasanya 100 buah kursi memakan waktu produksi sekitar satu pekan. Akan tetapi apabila bahan sedang susah didapatkan, selama sepekan Wilopo hanya berhasil memproduksi 50 buah kursi.

Sebab, ia sempat mengalami kendala keterlambatan datangnya bahan. Selain itu, kulit domba terkadang harus dicari hingga ke luar daerah.

Kursi hasil buatan tangannya sudah diekspor hingga ke Jerman dan Amerika.

Meski usaha kreatif yang ia miliki terlihat cukup sukses, ia masih berharap agar pemerintah bisa memberikan pelatihan memasarkan produk.

"Saya tidak bisa menjual produk saya sendiri, dalam menjual barang saya bertindak sebagai supplier," ungkapnya.

Wilopo juga masih terbelit kendala modal.

"Terkadang ketika order banyak, saya sudah sudah tidak megang uang. Jadi saya terpaksa meminjam," keluhnya.

Lelaki yang memiliki tujuh orang karyawan ini ingin mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi. Dan memperbarui alat produksi miliknya. Karena alat produksi miliknya masih berjumlah terbatas. (Han)