Buka Peluang Pasar Lewat Pameran Batik Nusantara 2015
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Hampir semua daerah di Indonesia mempunyai corak dan motif batik yang berbeda-beda. Untuk melestarikan kain batik tersebut, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekarjagad menggelar Pameran Batik.
Tak kurang 10 Paguyuban Batik di wilayah Kota Yogyakarta mengikuti Mahakarya Batik Jogja 2015. Sebuah pameran sekaligus peragaan busana yang dihelat di Gedung Juang, Sabtu (22/8). Tak hanya itu, Pameran batik ini diikuti sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah, serta perajin batik di Kota Yogyakarta
Pada pameran tersebut batik-batik yang dipamerkan merupakan batik tulis dengan proses pencelupan secara manual menggunakan zat warna alam.
Selain dipamerkan dalam bentuk kain, pada pameran tersebut juga dipamerkan busana kasual dengan padanan harmonis kain batik dengan berbagai motif seperti klasik, lung-lungan, sekarjagad, parang, ceplok, kawung, semen, dan nitik.
Larasati Suliantoro Sulaiman selaku Ketua Umum Paguyuban Sekar Jagad menyampaikan bahwa pameran Batik ini dapat menjadi momentum yang tepat bagi para pecinta batik untuk kembali merenung agar menjadi paguyuban batik yang bertanggung jawab.
“Pameran ini di gelar untuk mengapresiasi Batik Tulis sebagai salah satu kekayaan budaya yang wajib dilestarikan” ujarnya
Ia menambahkan jika pameran tersebut dibuka untuk umum, dengan tujuan memperkenalkan kembali motif-motif batik nusantara. Dalam acara tersebut, pengunjung juga bisa melihat demo atau workshop pembuatan batik tulis dengan harga yang terjangkau
“Kini sudah saatnya kita melestarikan produk budaya bangsa Indonesia yang luar biasa ini" tandasnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Tri Kirana Muslidatun mengatakan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat semakin mendorong apresiasi publik pada keindahan batik tulis.
Kota Yogya, lanjutnya, memiliki kekuatan potensi yang luar biasa di bidang batik, dan batik kini tidak lagi menjadi industri di balik tembok kerajaan, tetapi juga telah menjadi industri yang tumbuh subur di masyarakat.
“Di Yogyakarta, tercatat setidaknya ada sekitar 500 motif batik yang berkembang, baik yang sudah tergali atau belum” katanya.
Menurut Istri Walikota Yogyakarta tersebut, promosi Batik melalui pameran dapat memberi ruang dan kesempatan bagi masyarakat perajin dan pengusaha Batik untuk aktif memamerkan dan memasarkan karya-karyanya, sehingga mampu memenuhi kualitas internasional dan semakin populer.
“Semoga dengan ini bisa membuka peluang pasar dan menarik minat para pengusaha, investor serta institusi untuk mengembangkan Batik menjadi sebuah produk internasional yang mempunyai daya jual tinggi” harapnya. (Han)