Taiwan Puji Pelayanan UPT Panti Karya

Delegasi Taiwan mengapresiasi pelayanan di UPT (Unit Pelayanan Terpadu) Panti Karya Yogyakarta, menurut ketua delegasi Taiwan,Cheng Chung Chen pelayanan  di UPT Panti Karya dinilai sudah mengalami peningkatan dibanding ketika ia mengunjungi panti tersebut setahun yang lalu.

“Selain penataan bangsal yang lebih baik, berbagai ketrampilan juga banyak di tambahkan untuk membantu para penghuni panti” kata Cheng yang juga dokter kejiwaan di Kyai Syuan Psychiatric Hospital Taiwan.

Ia mengungkapkan dalam kunjungan pertamanya tahun 2014 silam masih banyak tanah yang masih kosong dan belum ada tanaman. “Sekarang sudah banyak tanaman dan nampak lebih sejuk” ujarnya sembari menunjuk salah satu bidang tanah.

Hal senada dikatakan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogya, Hadi Mochtar, jika warga binaan panti karya juga mendapat pelatihan untuk membuat kerajinan. Kegiatan tersebut dilakukan agar  mereka mampu hi­dup secara mandiri dan membekali mereka jika suatu saat sudah siap dikembalikan ke tangah masyarakat.

Menurutnya  mereka adalah eks psikotik, artinya seseorang yang pernah mendapatkan perawatan kejiwaan. Untuk itu, lanjutnya tentu dibutuhkan berbagai usaha pemulihan yang salah satunya melalui penanaman skill kepada mereka.

“Selain mengasah kemampuan motorik, pelatihan kerajinan tangan juga menumbuhkan semangat berwirausaha dengan membuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain” tandasnya di lokasi, kamis (27/8).

Dari hasil penjualan kerajinan tersebut, sambungnya, akan menjadi penghasilan tambahan bagi para warga panti.

“Karena apa­bila banyak peminat, mereka juga mendapat imbalan yang setimpal dari hasil kerja keras mereka” katanya.

Sementara itu Kepala UPT Panti Karya, Maryono mengatakan jika panti karya memiliki inovasi baru, yakni program pengenalan deteksi dini gangguan jiwa.

“Pengenalan atau deteksi dini gangguan jiwa perlu diberikan agar masyarakat mengetahui dan bisa melakukan antisipasi atau penanganan sejak awal apabila ada warga yang mengalami gangguan jiwa” katanya.

Ia menambahkan UPT Panti Karya Yogyakarta kini menampung 96 penderita psikotik dengan berbagai tingkatan, mulai dari gangguan jiwa ringan hingga berat.

Penderita gangguan jiwa yang ditampung di UPT, lanjutnya, bisa berasal dari warga yang diserahkan oleh masyarakat, atau warga yang diserahkan oleh kepolisian atau dari hasil penertiban.

'Sebagian besar yang ada di panti adalah penderita yang menggelandang dan kemudian ditertibkan oleh petugas Dinas Ketertiban atau kepolisian,' katanya.

Selain ditangani secara medis, penderita gangguan jiwa tersebut juga ditangani secara psikologis dan sosial.

"Sebagian besar yang ada di panti adalah penderita yang menggelandang dan kemudian ditertibkan oleh petugas Dinas Ketertiban atau kepolisian," katanya.

Namun ada juga penderita yang diserahkan warga atau keluarganya ke panti.
Selain mendapat perawatan medis, para penderita gangguan jiwa tersebut juga mendapat penanganan psikologis dan sosial. 

UPT Panti Karya menyiapkan berbagai kegiatan untuk penanganan penderita gangguan jiwa, mulai dari olah raga, bercocok tanam hingga kegiatan hiburan menonton film komedi.

"Kami siapkan tontonan film komedi, bukan film laga karena khawatir mereka justru mengikuti adegan kekerasan yang ada. Film humor yang ditayangkan membantu mereka menjadi lebih bergembira," katanya. (Han)