Semar (Imam Priyono) Bicara Soal Budaya
Berkunjung ke Kampung Wisata Kadipaten, jangan lupa ber-selfi sejenak di bawah tetenger patung Semar. Tetenger patung Semar yang didirikan di simpang tiga jalan Basahan dan jalan Kadipaten Kulon itu memiliki ketinggian kurang lebih dua meter. Sedangkan tinggi patung Semar sendiri berukuran sekitar 1 meter. Patung Semar didisain dengan wajah tersenyum dan tangan yang siap menyambut para tamu yang berkunjung ke kampung wisata Kadipaten. Tetenger patung Semar ini diresmikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono Dp.
Usai membuka selubung penutup patung serta membubuhkan tanda tangan pada prasasti yang akan dipasang di bawah tetenger tersebut Wakil Walikota selanjutnya didaulat untuk memerankan tokoh Semar pada guyon Parikena Punokawan yang mengangkat lakon ‘Semar Gugat’. Selain Wakil Walikota ada juga tokoh lain seperti ketua RW.03 Kuswarsatyo yang memerankan tokoh Gareng, Jati Suryono (Ketua RW.01) sebagai Petruk dan Mas Wiro (seniman) sebagai Bagong.
Dalam dialog mereka ada beberapa kritik sosial yang disampaikan kepada sang Semar (Wakil Walikota) berkenaan dengan isu yang sedang terjadi di masyarakat dan kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta. Namun dengan bijak Wakil Walikota (semar) menjawab semua kritikan. “Semua itu ada aturan mainnya. Ada peraturan dan perundang-undangannya. Kalau itu dijalankan dengan sebaik-baiknya, Insyallah akan berjalan baik ,” ujar Sang Semar.
Wakil Walikota memberikan apresiasi yang tinggi atas didirikan tetenger patung Semar di kampung wisata Kadipaten. Imam mengatakan sangat berapresiasi karena akan mendukung keberadaan kampung Kadipaten sebagai kampung wisata yang berbudaya. Dirinya berharap semua pengusaha di bidang pariwisata maupun di bidang apapun untuk melestarikan kebudayaan yang berkembang baik di wilayah Kadipaten. “Saya berharap para pengusaha pariwisata dan bidang manapun, mari kita uri-uri kabudayan. Kalau kita berpijak pada akar budaya adiluhung yang kita miliki, niscaya kita akan terus berjalan pada kebenaran. Karena kebudayaan mengajarkan hal yang baik. Mari kita galakkan terus,” ajak lelaki berkumis tebal itu.
Imam menambahkan cara melestaikan budaya yakni dengan bekerja sama antar semua elemen dan stake holder, baik seniman, masyarakat biasa, maupun pelaku usaha. Kalau hal itu dapat terwujud maka akan tercipta Yogyakarta yang aman, santun, dan baik. “Semuanya mampu membuat kita menjadi orang-orang yang berkepribadian dalam berbudaya. Ini harapan kita,” tambah Imam. Imam berharap Yogyakarta nantinya akan menelurkan generasi-generasi muda yang baik, santun, yang kelak menjadi pemimpin yang berbudaya di negeri ini (Indonesia). Karena generasi muda telah dididik oleh para orang tua yang berbudaya dan berkepribadian yang baik.
Ketua RW.03 Kuswarsatyo ( Gareng) yang juga seorang guru dan pelaku seni menjelaskan alasan mereka memilih tokoh Semar untuk menjadi tetenger di kampung wisata Kadipaten. Menurutnya, dalam dunia pewayangan sosok Semar memiliki pribadi yang bijak dan sebagai sang ‘pemomong’ bagai masyarakat. Pendirian hidupnya adalah Sepi ing pamri rame ing gawe, yang senantiasa ditanamkan pada para bandaranya. “Jadi, karena sifat dan pribadinya yang bijak dan ‘ngemong’ itulah, maka kami merasa cocok menjadikan tokoh Semar untuk menaungi kampung wisata Kadipaten,” jelas Kus panggilan Kuswarsatyo.
Sementara itu, ketua panitia pendirian tetenger Patung Semar, Teguh Suryo Sudewo menjelaskan bahwa inisiatip pendirian patung Semar berasal dari warga dan para pelaku Kampung Wisata Kadipaten. Biaya yang dikeluarkan berasal dari sumbangan (urunan) warga masyarakat. Begitu pula proses pengerjaannya dilakukan oleh masyarakat dibantu para seniman.
Peresmian tetenger patung Semar dihadiri oleh Kepala Polresta Yogyakarta, Kombes Pol. Pri Hartono E.L., S.Ik, Komandan Kodim 0734 Yogyakarta, Letkol Infantri Hotlan Maratua Gurning, kepala SKPD terkait, Camat Kraton, Lurah dan warga Kadipaten dan sekitarnya. Selain Guyon Parikena “Semar Gugat”, acara juga diisi dengan hiburan Gejog Lesung Panca Sagotra, Keroncong Lansianoz, dan Penari Wireng nJeron Beteng. (@mix)