WALIKOTA JOGJA BERI PEMBEKALAN KEPADA 377 SISWA TARUNA NUSANTARA
Siswa kelas X (10) Angkatan XXVI (26) Sekolah Menegah Atas (SMA) Taruna Nusantara melaksanakan pendidikan dasar dan kepemimpinan di Kota Yogyakarta. Para siswa mengawali kegiatan mereka dengan berkunjung ke Balaikota Yogyakarta, Jumat, (23/10/15). Kedatangan para siswa yang didampingi Kepala sekolahnya Bridjend TNI (Purn) Wahid Widayat, S.IP dan Wakil kepala sekolah Drs. Heri Sulistyono serta penadamping lainnya itu disambut langsung oleh Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti di Grha Pandawa Balaikota Yogyakarta.
Kepala sekolah Taruna Nusantara Bridjend TNI (Purn) Wahid Widayat, S.IP melaporkan jumlah siswa yang datang sebanyak 377 siswa siswa dari Taruna Nusantara, 31 siswa dari SMA Presiden, serta 100 orang pendamping, pendukung dan orangtua.
Wahid Widayat mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan napas tilas rute panglima besar Jenderal Sudirman. Kegiatan yang berkaitan dengan masa orientasi siswa (MOS) merupakan rangkaian dari program kerja sekolah Taruna Nusantara. Dijelaskan, MOS disekolah umum lainnya biasanya memakan waktu kurang lebih tiga hari, namun di SMA Taruna Nusantara MOS ini dilaksanakan dalam tempo waktu tiga bulan. MOS itu dikahiri dengan kegiatan yang berkaitan dengan kedisiplinan dan kepemimpinan yang rencananya akan dilaksanakan dalam tiga tahap dimulai dari tanggal 23, 24, dan 25 Oktober 2015.
Wahid menambahkan pembentukan karakter para siswa yang akan dilaksanakan itu termasuk dalam kurikulum khusus yang telah diprogram guna menghayati, seorang tokoh pejuang Jendral Panglima Sudirman yang membekali para siswa dalam pembentukan karakter kedepan.
Di hari pertama (23/10) para siswa memulai kegiatan dengan mengahadiri pembekalan dari Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti di Balaikota, kemudian melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP), mengunjungi museum Jendral Sudirman, dan melaksanakan sholat Jumat di Balaikota. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pembekalan dari komandan Korem 072 Pamungkas Yogyakarta. Setelah dari Balaikota Yogyakarta para siswa melanjutkan kegiatannya ke Paliyan Gunungkidul.
Tanggal 24 Oktober para siswa melaksanakan kegiatan napak tilas rute Panglima Besar Jendral Sudirman, dan peresmian monumen Sudirman di desa Karangduwet. Setelah itu para siswa digiring ke Plembungan untuk menjalankan latihan perorangan dan diakhiri dengan acara .
Wahid mengatakan acara pembaretan itu merupakan acara sangat dinantikan para siswa. Namun dirinya menegaskan bahwa pembaretan dilakukan apabila para siswa telah menjalankan semua rangkaian kegiatan selama tiga hari tanpa putus. “Pembaretan ditunggu, dengan catatan tiga hari tidak terputus dengan kegiatan,” ujar Wahid disambut tepuk tangan meriah dari siswa.
Sementara itu, Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti menyampaikan beberapa hal kepada para siswa diantaranya sejarah berdirinya Kota Yogyakarta 259 tahun yang lalu serta sejarah mengapa kota Yogyakarta disebut sebagai kota pendidikan.
Menurut Walikota, kota Yogyakarta mendapat julukan sebagai kota Yogyakarta, tidak terlepas dari keberadaan sosok seorang tokoh pendidikan nasional yakni Ki Hadjar Dewantara. “Salah satu ajarannya itu, sekarang masih relevan. Namanya ATM yakni Amati, Tiru, dan Modifikasi. Kalau dulu Niteni, Niroke, Nambahi. Kalau anak-anakku mau jadi orang sukses harus rajin mengamati, meniru dan melakukan modifikasi,” tambah Walikota.
Walikota juga mengajak para siswa untuk memperhatikan sisi aklak dan kepribadian. Sebab menurut Walikota jaman sekarang ini modal kemampuan intelektual saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan aklak dan kepribadian yang baik dan mulia yakni kepribadian Indonesia. Jadi pemimpin harus memiliki jiwa yang jujur dan bertanggung jawab. “Jadi pemimpin harus jujur dan tanggung jawab. Ini (jujur dan tanggung jawab) bukan faktor keturunan, tetapi jujur dan tanggung jawab itu harus dibentuk,” tegas Walikota.
Walikota berharap para siswa SMA Taruna Nusantara kelak menjadi pemimpin yang benar-benar memiliki kepribadian yang cerdas, jujur dan bertangung jawab. (@mix)