Walikota: Inovasi harus Terukur

Dengan ditunjuknya Kota Yogyakarta sebagai Lumbung Inovasi Daerah pada bulan Februari lalu, tentu hadir pula konsekuensi yang harus dihadapi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Inovasi merupakan sebuah tantangan yang harus dimaknai sebagai peluang, bukan ancaman.  Komitmen untuk melakukan inovasi merupakan suatu batu loncatan dari pola biorkrasi lama yang cenderung tidak profesional, tidak efektif dan efisien, serta tidak akuntabel menuju pola birokrasi baru yang lebih profesional, efektif, efisien, serta memiliki akuntabilitas yang baik. Hal ini tentu menjadi suatu keharusan dalam mewujudkembangkan good governance di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta “Jaman pasti berubah. Perubahan jaman pasti membawa banyak hal baru yang jika tidak diikuti dengan perubahan mindset bisa membuat kita ketinggalan dan tidak mampu beradaptasi. Inovasi di lingkungan Pemerintahan menjadi suatu keharusan agar kita dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat” Demikian diungkapkan walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti ketika menjadi Narasumber dalam Talk Show Best Practice Laboratorium Inovasi yang dilaksanakan di Gedung Makarti Bhakti Nagari, Kampus PPLPN Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta pada hari Rabu (28/8) siang.

Walikota menambahkan, dalam berinovasi hendaknya Pemerintah tidak hanya sekedar berinovasi saja, harus memperhatikan berbagai hal agar inovasi yang dilaksanakan bisa berjalan dengan baik “Inovasi harus terukur. Seberapa bagus efektifitasnya, seberapa pendek waktu yang dapat disingkat melalui inovasi, serta seberapa besar multiply effect yang dihasilkan dari inovasi tersebut. Selain itu yang tidak kalah penting adalah sebelum melakukan inovasi, infrastruktur harus sudah beres, jika tidak, inovasi akan keteteran” Tutur Walikota yang pada kesempatan tersebut juga menerima penghargaan sebagai Kepala Daerah Pelopor Laboratorium Inovasi dalam INAGARA Awards 2015 yang diselenggarakan oleh LAN.

Dalam Talk Show yang menjadi bagian dari rangkaian acara Festival Temu Inovasi Administrasi Negara (INAGARA) 2015 tersebut, Walikota Yogyakarta, bersama Bupati Majalengka, Muara Enim, serta Ciamis hadir sebagai narasumber. Ketiga Kepala Daerah tersebut dinilai berhasil mengembangkan daerah yang dipimpinnya menjadi laboratorium inovasi daerah.Dalam kesempatan tersebut, keempat narasumber berbagi pengalaman mengenai praktik-praktik terbaik inovasi yang digagas dan dikembangkan. Menurut menurut Kepala Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN, Tri Widodo Wahyu Utomo, sesi talk show ini diharapkan dapat menginspirasi audiens untuk menumbuhkan budaya inovasi di pemerintah daerah masing-masing “Budaya inovasi di pemerintahan daerah memang masih cukup rendah. Baru ada empat kabupaten kota yang sudah berkomitmen untuk menjadikan daerahnya sebagai laboratorium inovasi. Hadirnya keempat pemimpin dari daerah lumbung inovasi ini diharap dapat memotivasi pemimpin daerah lainnya untuk mengembangkan budaya inovasi.

Keseriusan Kota Yogyakarta sebagai Laboratorium Inovasi sendiri ditunjukan dengan dikembangkannya tak kurang dari 120 inovasi di mana lebih dari 50 persennya atau 67 sudah dieksekusi. “Inovasi harus kontekstual dengan kebutuhan publik atau dengan kata lain inovasi harus berdampak. Inovasi harus mampu mempercepat layanan ke masyarakat, memberikan empowering atau memberdayakan masyarakat, serta menciptakan efesiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pekerjaan” Pungkas Walikota (ams)