KPMP Tingkatkan Kepedulian Terhadap KDRT Melalui Lomba Fragmen
Sebagai bagian dari Peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Kota Yogyakarta menyelenggarakan Lomba Fragmen Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Perlombaan yang diikuti oleh sepuluh peserta dari sembilan Kecamatan tersebut diselenggarakan di Ruang Utama Atas, Balaikota pada hari Selasa (1/12) pagi.
Menurut Kepala KPMP, Dra. Christina Lucy Irawati, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian masyarakat Kota Yogyakarta akan kekerasan yang seringkali terjadi di lingkungan internal rumah tangga di mana seringkali yang menjadi korban adalah wanita dan anak-anak. “Perlombaan ini merupakan langkah untuk kita semua untuk menjaga serta mingkatkan komitmen menekan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kota Yogyakarta. Pemilihan media seni budaya menjadi alternatif agar pesan yang disampaikan lebih mudah dicerna masyarakat” Jelas Lucy.
Selanjutnya, Lucy berharap bahwa kelompok peserta tidak berhenti pada perlombaan ini saja, namun dapat terus eksis dan berkembang untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai KDRT terhadap masyarakat melalui seni dan budaya “Diharapkan kelompok-kelompok yang ikut dalam perlombaan ini dapat terus menjaga keberadaannya dan terus berkembang dan tampil di tengah-tengah masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan positif mengenai bahaya KDRT” Tambah Lucy.
Dalam perlombaan tersebut, masing-masing peserta menyajikan fragmen sandiwara kejadian KDRT yang sebenarnya biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tidak melulu membahas masalah kekerasan fisik terhadap wanita dan anak, berbagai peserta juga cukup inovatif untuk mengupas KDRT dalam bentuk psikis. Variatifnya fragmen yang disajikan ini menadapat apresiasi dari Tri Kirana Muslidatun, Ketua TP-PKK Kota Yogyakarta sekaligus Ketua Jaringan KDRT Kota Yogyakarta. Menurut wanita yang akrab dipanggil dengan sebutan Ibu Ana Haryadi ini variatifnya fragmen yang tersaji merupakan bukti bahwa masyarakat Kota Yogyakarta sudah memahami permasalahan KDRT “Variatifnya fragmen-fragmen yang disajikan menunjukkan bahwa masyarakat Kota Yogyakarta sudah aware terhadap KDRT. Masyarakat mampu memotret KDRT dari berbagai sudut pandang. Artinya masyarakat sudah benar-benar memahami permasalahan KDRT dari berbagai sisi, bukan hanya di permukaannya saja.” Tutur Ana Haryadi.
Lebih lanjut lagi, Ana Haryadi juga menyebutkan bahwa tingginya pelaporan kejadian KDRT di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa masyarakat sudah tidak sungkan lagi melaporkan KDRT baik yang dialami sendiri maupun terjadi di lingkungannya “Saya tidak malu dengan tingginya pelaporan KDRT di Kota Jogja, ini justru menunjukkan keberhasilan penanganan KDRT berbasis wilayah hingga tingkat RW. Dengan tingginya pelaporan, maka KDRT yang terjadi bisa segera ditangani” Ucap Ana Haryadi.
Sejak tahun 2012, fluktuasi pelaporan KDRT di Kota Yogyakarta memang cukup tinggi. Pada tahun 2012 tercatat ada 265 kasus KDRT, sementara tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 691, tahun 2015 kasus yang dilaporkan mengalami sedikit penurunan di angka 642. Untuk tahun 2015, hingga bulan Oktober tercatat ada 501 kasus KDRT. “Pemerintah mulai menaruh perhatian khusus pada KDRT pada tahun 2012, dan sejak itu angka pelaporan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ini merupakan hal yang patut diapresasi karena artinya masyarakat sudah memahami pentingnya melaporkan KDRT” Imbuh Lucy.
Terpilih sebagai pemenang pertama dalam perlombaan ini adalah Kecamatan Umbulharjo, sementara posisi runner up diraih oleh Kecamatan Wirobrajan dan juara ketiga ditempati oleh Kecamatan Jetis. Ketiga juara tersebut dipilih setelah melalui proses penilaian yang cukup ketat oleh Tim Juri yang terdiri perwakilan dari Rifka Anissa Womens Crisis Centre, Teater Gandrik, dan Forum Penanganan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Kota Yogyakarta. Rencananya, Kecamatan Umbulharjo selaku juara pertama lomba ini akan mementaskan fragmennya pada puncak acara Hari Anti Kekerasan terhadap Wanita yang akan diselenggarakan besok, Rabu (2/12) (ams)