Pasar Malam Sekaten Tahun Jimawal 1949 Resmi dibuka

Pasar Malam Perayaan Sekaten diharapkan tetap pada nuansa budaya yang merupakan makna asli yang sakral dari perayaan itu. Selain itu, sebagai ajang promosi niaga dan pariwisata. Sehingga masyarakat yang datang berkunjung akan mengetahui apa makna esensial sesungguhnya  dari upacara  perayaan sekaten dengan memfokuskan pada nilai budaya , pameran serta promosi dan hiburan. Demikian Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan oleh  Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY, Ir. Didik Purwadi, M.Ec, Jumat, (04/12) sore di sisi Barat Alun-Alun Utara Yogyakarta.

Dikatakan, pelaksanaan PMPS tidak hanya menguntungkan secara ekonomi semata, tetapi juga dapat menumbuhkan potensi tradisi budaya Yogyakarta dan merupakan salah satu jati diri bangsa untuk modal membangun bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang.

Tema yang diusung PMPS tahun ini adalah Harmoni Religi, Budaya dan Ekonomi untuk Jogja Istimewa.  Tema ini dapat diejawantakan sebagai perwujudan yang akan bisa menjadi  pengingat jati diri  bangsa untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Selain sarana berinteraksi warga masyarakat dalam sektor ekonomi, budaya maupun religi, perayaan Sekaten juga merupakan daya tarik bagi sektor pariwisata di Yogyakarta.

Harmoni religi, budaya dan ekonomi itu tercermin dalam kehidupan masyarakat dengan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang  digambarkan dengan hubungan segitiga antara Kraton sebagai pusat budaya, Masjid Agung sebagai pusat reliji  dan pasar tradisional Beringharjo sebagai pusat ekonomi.

Puncak dari PMPS ini adalah rangkaian upacara peringatan dalam rangka Maulud Nabi Muhammad SAW, yang dimulai dengan keluarnya dua buah gamelan yakni Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo dari Kraton menuju pagongan Masjid Agung Yogyakarta untuk dibunyikan selama 7 hari berturut-turut. Puncaknya ditandai dengan Gerebeg Maulud yakni keluarnya persembahan Raja Yogyakarta untuk rakyatnya berupa gunungan. Garebeg Maulud mengandung nilai filosofis  berupa pandangan hidup yang ideal bagi masyarakat Jawa.

Sementara itu Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti  berharap pelaksanaan Pasar Malam Sekaten ini dapat berjalan lancar, tertib dan aman.  Meskipun jumlah pelaksanaan PMPS tahun ini lebih singkat dibanding tahun sebelumnya yakni hanya 20 hari, Walikota  berharap dari segi kualitas pelaksanaannya lebih meningkat. “Meskipun lebih singkat pelaksanaannya dari sisi jumlah hari yakni hanya 20 hari dari tanggal 4 sampai 24 Desember 2015  saya berharap kualitasnya akan terus bertambah,” ujar Walikota.

Singkatnya waktu pelaksanaan menurut Walikota dikarenakan kawasan Alun-Alun Utara saat ini sedang dalam proses revitalisasi. “Hal ini didasarkan pada pertimbangan penataan konstruksi kawasan Alun-Alun Utara,” tambah Walikota.

Untuk PMPS Walikota  berharap akan menjadi ruang ekspresi seni bagi wilaya-wilayah di Yogyakarta dan sekolah-sekolah.  Selama PMPS berlangsung  masyarakat akan mendapatkan informasi  pembangunan di Yogyakarta melalui anjungan pemerintah daerah. Menurut Walikota PMPS tahun ini menyediakan 843 stan dan sudah terisi sekitar 95 persen.

Dari pantauan di lapangan terdapat beberapa anjungan pemerintah seperti anjungan Propinsi DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kantor Depag dan UMKM yang dibina oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta. Selain itu juga terdapat anjungan swasta lainnya seperti fashion,kuliner, permainan dan panggung hiburan.

Hadir pada acara pembukaan PMPS para pejabat dari pemerintah Propinsi, pimpinan Forkompida, pejabat Kraton Yogyakarta, pemerhati budaya, seniman, dan tokoh masyarakat. Usai upcara seremoni yang dimeriahkan dengan penampilan tari kolosal dari siswa SMK Negeri 1 Kasihan Bantul, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY, Didik Purwadi, didampingi Walikota dan tamu undangan meninjau stan PMPS. (@mix)