Peringati Hari Disabilitas Internasional, Pemkot Canangkan Empat Kecamatan Inklusi
Bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional yang ke-23, Pemerintah Kota Yogyakarta mencanangkan empat kecamatan sebagai rintisan kecamatan inklusi. Empat kecamatan tersebut yakni Kecamatan Kotagede, Gondokusuman, Tegalrejo, dan Wirobrajan. Pencanangan sendiri dilakukan pada puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional Kota Yogyakarta pada hari Minggu (6/12) pagi di Halaman Balaikota Yogyakarta.
Menurut Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Hadi Muhtar. Pencanangan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Inklusi yang ramah terhadap penyandang disabilitas “Pencanangan ini merupakan wujud dari kerjasama multisektor yang dilakukan antara pemerintah dan masyarakat serta pihak lain seperti organisasi sosial untuk menciptakan Yogyakarta sebagai kota inklusi yang nyaman ditinggali oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas” Ungkap Hadi Muhtar.
Lebih lanjut lagi, Hadi Muhtar juga berharap dengan dirintisnya kecamatan inklusi, maka kesadaran masyarakat terhadap integrasi penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari dapat ditingkatkan.
Ditambahkan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat, rintisan kecamatan inklusi tersebut dimulai dengan pembentukan paguyuban keluarga dengan anak penyandang disabilitas. “Dengan adanya paguyuban ini, keluarga yang memiliki anak dengan disabilitas tidak malu lagi, namun justru saling menguatkan dan mendukung” Imbuhnya.
Sementara itu Ketua TP-PKK Kota Yogyakarta, Hj. Tri Kirana Muslidatun berharap agar ke depannya, 10 kecamatan lain bisa turut menjadi kecamatan inklusi. “Pencanangan ini merupakan langkah yang baik, saat ini 4 kecamatan tersebut sudah memiliki counter khusus untuk yang berkebutuhan khusus” Tutur wanita yang akrab dipanggil dengan nama Ibu Ana Haryadi ini.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Ana Haryadi juga membesarkan hati para penyandang disabilitas yang hadir dalam acara tersebut. “Jangan pernah patah semangat. Saat ini pemerintah sudah sangat peduli dengan difabel. Sekarang menjadi tugas pendamping maupun orangtua utnuk terus mendampingi dengan penuh kasih agar nantinya penyandang disabilitas bisa hidup mandiri, baik dalam keseharian maupun mandiri secara ekonomi kelak. Manfaatkan pula kehadiran psikolog di setiap puskesmas untuk melalukan konsultasi” Katanya.
Ana Haryadi juga mengatakan, salah satu keseriusan pemerintah kota Yogyakarta terhadap penyandang disabilitas adalah dengan mengupayakan donor kornea terhadap penyandang tuna netra serta alat bantu dengar bagi tuna rungu “Saat ini kami sudah melaksanakan kerjasama dengan Nepal terkait ketersediaan kornea mata, selain itu bagi tuna rungu, kami juga siap memberikan bantuan alat bantu dengan, walaupun memang prosesnya agak lama karena harus didatangkan dari luar negeri” Tambah Ana Haryadi.
Hari Disabilitas Internasional yang sudah memasuki peringatan yang ke-23 ini memang baru pertama kalinya diadakan di Yogyakarta, namun penyelenggarannya mendapat respon yang positif dari berbagai pihak. Rangkaian peringatan sendiri sudah diawali dengan berbagai kegiatan seperti kampanye peduli penyandang disabilitas dengan membagikan stiker dan pin, lomba desain poster dan film pendek, talk show Jogja Ramah Difabel, serta family gathering yang diikuti oleh keluarga dengan anak penyandang disabilitas. Sementara pada hari Kamis (3/12) kemarin, Taman Pintar juga ikut berpartisipasi dengan memberikan tiket masuk gratis untuk anak-anal penyandang disabilitas. Puncak acara yang dilaksanakan hari ini dimeriahkan dengan senam massal oleh penyandang disabilitas, pentas seni kaum difabel, serta penyerahan alat-alat bantu difabel. Acara masih akan berlangsung esok hari (7/12) dengan penyelenggaraan seminar Kota Inklusi yang diadakan oleh Bappeda Kota Yogyakarta.
Saat ini, penyadang disabilitas di Kota Yogyakarta tercatat sejumlah 2.344 orang di mana 334 di antaranya berusia kanak-kanak, sementara penyandang disabilitas yang sudah memeperoleh jaminan kesehatan khusus adalah sebanyak 1.864 orang.(ams)