Hidup Jujur Melawan Korupsi Harus Bersama
Pemerintah Kota Yogyakarta mengikuti Festival Antikorupsi 2015 dengan tema "Berbagi Peran Membangun Negeri, Berbagi Peran Memberantas Korupsi" selama dua hari, Kamis-Jumat (10-11/12) di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung Jawa Barat. Festival ini dibuka oleh Menkopolhukam RI Luhut Binsar Panjaitan didampingi Ketua Sementara KPK Taufiqurrahman Ruki, Ketua DPD RI H. Irman Gusman, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Walikota Bandung, Ridwan Kamil.
Acara pembukaan Festival Antikorupsi 2015 ini dimeriahkan dengan sebuah pertunjukan tari di Alun-alun Kota Bandung. Para penari tersebut membawa kuali. Kuali yang biasanya berada di dapur sebagai simbol dari pencegahan korupsi dimulai dari keluarga. Ibu, ayah dan anak saling menguatkan untuk tidak ada asupan keluarga yang dinikmati yang berasal dari hasil korupsi.
Di Alun-alun Kota Bandung juga dilakukan pembentangan kain perca anti korupsi. Kain ini terdiri dari 20.000 jahitan dan berasal dari 41 kabupaten kota seluruh Indonesia yang dijahit oleh berbagai kalangan masyarakat. Hal tersebut merupakan simbol perlawanan masyarakat terhadap korupsi.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan perlunya sinergi antar semua komponen bangsa dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Tujuan itu seharusnya menjadi semangat di semua sendi masyarakat. "Selama ini kita masih di penindakan. Ke depan dengan semakin banyaknya aksi pencegahan diharapkan dapat mencegah terjadinya korupsi sejak dini. Pencegahan korupsi bisa dimulai dari keluarga,” katanya.
Ketua Sementara KPK, Taufiqurrahman Ruki meminta kepada semua untuk memperbaiki sistem baik itu kebijakan maupun peraturan. Mari menciptakan sistem yang sulit dimanipulasi," kata Taufiqurrahman.
KPK menghimbau pemerintah baik pusat maupun daerah agar dapat bersinergi dan bekerja sama mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Festival Antikorupsi Bandung diharapkan dapat memotivasi anak bangsa untuk bergandengan tangan dan bersatupadu memberantas korupsi. "Bangun negeri tanpa korupsi, berantas korupsi dari diri sendiri," pesan Ruki.
Sedangkan Presiden Indonesia Joko Widodo yang diwakili Menkopolkam Luhut Binsar Panjaitan. dalam sambutannya menekankan pentingnya membentuk sistem tata kelola pemerintahan dan percepatan reformasi birokrasi pelayanan publik termasuk perizinan. Semua pelayanan masyarakat dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Tak hanya itu, juga dengan membangun e-government untuk meningkatkan pelayanan publik, transparansi, dan akuntabilitas.
“Indonesia yang bebas dari korupsi tidak dapat lepas dari partisipasi rakyat, kerja sama penegak hukum, sinergi antara eksekutif,legislatif dan yudikatif, serta keteladanan pemimpin pusat dan daerah untuk membangun kepemimpinan yang bebas korupsi. Korupsi dapat dilawan jika dilakukan bersama-sama. Pemerintah akan mendukung semua langkah pencegahan korupsi,” tandas Jokowi.
Setelah membacakan sambutan Presiden RI, Menkopolhukam RI bersama Ketua Sementara KPK, Ketua DPD RI, Gubernur Jawa Barat beserta Walikota Bandung membubuhkan cap telapak tangan. Pembubuhan cap telapak tangan sebagai komitmen dan keteguhan melawan korupsi.
Festival ini juga dihadiri oleh beberapa menteri, BUMN dan kepala daerah. Dalam festival ini, kementerian dan beberapa pemerintah kabupaten kota memamerkan program/kebijakan pemerintah daerah yang dapat mencegah terjadinya tindak korupsi. Pemerintah Kota Yogyakarta memamerkan beberapa program unggulan dari SKPD yang turut serta dalam festival ini. Misalnya RS Jogja dengan pendaftaran pasien online, Bagian Humas dan Informasi Sekretariat Daerah dengan sosialisasi program atau kebijakan Pemkot Yogyakarta melalui Sinetron Mbangun Kampung dan UPIK. DBGAD dengan SIM Persediaan Barang serta Inspektorat dengan Klinik Konsultasi.
Di hari kedua Festival Antikorupsi, pada tanggal 11 Desember 2015 dilakukan penilaian stan-stan peserta pameran. Peserta dengan penampilan terbaik akan diberikan penghargaan. (Nade)